Senin 23 Aug 2021 15:18 WIB

BRI Tingkatkan Dukungan Sektor Pertanian

Penyaluran kredit BRI untuk sektor pertanian terus meningkat setiap tahun.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI terus meningkatkan dukungan terhadap sektor pertanian.
Foto: Antara
Logo Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI terus meningkatkan dukungan terhadap sektor pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sokongan BRI terhadap bisnis pertanian meningkat secara masif setiap tahun. BRI bahkan siap menyediakan ekosistem pembayaran mulai dari simpanan, transaksi, pembiayaan hingga pemberdayaan.

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan menjelaskan, pada 2018 portofolio kredit BRI pada bisnis pertanian mencapai Rp 94,4 triliun atau 11,82 persen dari total kredit. Pada 2019 naik menjadi Rp 102,2 triliun atau tumbuh 11,89 persen dari total kredit BRI.

Baca Juga

Pada 2020 menjadi Rp 111,5 triliun atau 12,66 persen dari total portofolio. "Bahkan di tengah pandemi tren penyaluran kredit ke bisnis pertanian mencapai Rp 117,5 triliun pada semester pertama 2021 atau meningkat 12,8 persen secara year on year," kata Amam melalui keterangan resmi yang dikutip Senin (23/8).

Pencapaian itu pun mendorong pangsa pasar BRI dalam pembiayaan sektor pertanian meningkat secara nasional, dari sebelumnya sebesar 27,78 persen menjadi 28,03 persen. Dari sisi lain, pembentukan ekosistem usaha pertanian atau klasterisasi bisnis pangan pun sebenarnya sudah mulai berjalan.

BRI telah mendorong penguatan klaster bisnis padi nasional. Dia menyebut, saat ini total nasabah yang mendapat pembiayaan dari BRI, khususnya untuk ekosistem beras dan penggilingan padi, telah mencapai 40.798 nasabah dengan total plafon kredit mencapai Rp 4,1 triliun.

Jika dirinci, dari total nasabah tersebut paling banyak di KUR Mikro yang mencapai 25.697 nasabah. Disusul kemudian Kupedes BRI sebanyak 8.908 nasabah, KUR Ritel 3.496 nasabah, dan Pinjaman Usaha Kecil & Menengah (UKM) 2.697 nasabah.

Sedangkan plafon, Kupedes BRI sebesar Rp 642,3 miliar, KUR Mikro Rp 64,4 miliar, KUR Ritel Rp 800,3 miliar dan pinjaman UKM Rp 1,9 triliun.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement