Jumat 15 Oct 2021 14:28 WIB

Jawa Barat Catat Kasus Perceraian Tertinggi Selama Pandemi

Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kasus perceraian selama pandemi

Ilustrasi Sidang Perceraian
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Sidang Perceraian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung (MA) Aco Nur mengungkapkan, Jawa Barat menempati jumlah tertinggi kasus perceraian selama pandemi.

"Yang banyak Jawa Barat, kemudian Jawa Timur," kata Aco Nur saat menghadiri peresmian Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) secara daring di Pengadilan Agama Jakarta Barat, Kembangan, Jumat (15/10).

Namun demikian, Aco tidak menjelaskan secara detail jumlah kasus perceraian di Provinsi Jawa Barat dan perbandingannya dengan provinsi lain. Menurut dia, banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kasus perceraian selama pandemi Covid-19. Salah satunya, yakni masalah perekonomian.

"Banyak yang diputus pekerjaan sehingga mungkin jadi salah satu pemicu orang bercerai," kata Aco.

Tidak hanya karena ekonomi, dia juga menilai sosial media juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perceraian. Menurut dia, banyak media sosial yang mengumbar masalah rumah tangga orang hingga akhirnya bercerai. Hal tersebut yang memicu warga lain tergerak untuk bercerai lantaran dianggap sebagai solusi dari masalah dalam rumah tangga.

Dia berharap masyarakat bisa lebih bijak menggunakan sosial media sehingga tidak memicu adanya perpecahan dalam rumah tangga.

"Saya harap permasalahan yang mengakibatkan dan memancing mereka untuk melakukan itu diminimalkan. Kesadaran hidup itu ada tantangan bukan menjadi faktor rumah tangga terpecah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement