Selasa 26 Oct 2021 17:11 WIB

Atasi Stunting, Pemkab Indramayu Siapkan Tim Gesit

Stunting berpengaruh besar pada indeks kesehatan dan pendidikan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Seorang anak diukur tinggi badannya di desa Sukareja, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (17/9/2021). Pemprov Jawa Barat berkolaborasi dengan PKK melakukan pendeteksian dini dan memberikan nutrisi kepada sejumlah balita untuk mengejar target Jabar Zero New Stunting 2023.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang anak diukur tinggi badannya di desa Sukareja, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (17/9/2021). Pemprov Jawa Barat berkolaborasi dengan PKK melakukan pendeteksian dini dan memberikan nutrisi kepada sejumlah balita untuk mengejar target Jabar Zero New Stunting 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu menyiapkan sebuah tim yang bertugas khusus untuk mengatasi kasus stunting. Tim itu terdiri dari unsur kesehatan, kader pembangunan manusia, TP PKK, pendamping ProgramKeluarga Harapan (PKH) dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

"Tim ini disebut Gesit (Gerakan Penurunan Stunting Indramayu Terpadu). Tim dibentuk mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan sampai desa," ujar Kepala Dinas Kesehatan, Deden Bonni Koswara, Selasa (26/10).

Untuk unsur kesehatan, tim diisi oleh petugas gizi, petugas kesehatan lingkungan dan bidan desa. Deden menyebutkan, semua unsur akan dilibatkan secara terpadu. Hal itu untuk mempermudah koordinasi dan penanganan kasus stunting dari hulu ke hilir.

"Nantinya, seluruh anggaran, perencanaan dan kebijakan stunting yang ada di semua OPD, akan menjadi satu," ujar Deden.

Deden mengatakan, dalam waktu dekat, tim Gesit akan diluncurkan oleh Bupati Indramayu, Nina Agustina. Dia berharap, upaya tersebut bisa berhasil dalam mengatasi kasus stunting di Kabupaten Indramayu.

Deden menyebutkan, jumlah total balita di Kabupaten Indramayu sebanyak 125 ribu. Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting di Kabupaten Indramayu tercatat 33,19 persen. Itu berarti, balita yang mengalami stunting ada sekitar 41 ribu balita. "Ini tergolong tinggi," ucap Deden.

Sementara Bupati Indramayu Nina Agustina meminta, semua pihak fokus terhadap penanganan kasus stunting. Kerja sama dan kerja keras lintas perangkat daerah dan masyarakat dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

Nina menilai, penanganan kasus stunting mempunyai keterkaitan erat dengan program perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Indramayu. "Stunting berpengaruh besar pada indeks kesehatan dan pendidikan, sehingga penanganannya harus serius. Karena itu saya perintahkan seluruh perangkat daerah agar ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan tim Gesit," tandas Nina. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement