Kamis 28 Oct 2021 17:03 WIB

Longsor Mulai Landa Kuningan

Material longsoran sepanjang 20 meter dan lebar 5 meter memutus akses jalan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Perbaikan jalan penghubung di Kuningan tertimbun longsor. (Ilustrasi)
Foto: Fuji E Permana
Perbaikan jalan penghubung di Kuningan tertimbun longsor. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Longsor mulai melanda Kabupaten Kuningan seiring meningkatnya curah hujan. Warga diimbau untuk mewaspadai berbagai potensi bencana hidrometeorologi di musim penghujan ini.

Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, longsor terjadi pada tembok pembatas tebing (TPT) di Blok Cikedung RT 01 RW 01 Desa Kedung Arum, Kecamatan/Kabupaten Kuningan, Rabu (27/10) pukul 22.30 WIB.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, longsoran tanah telah menyebabkan akses jalan utama Desa Kedung Arum dan jalan Ciporang tidak bisa dilalu, akibat tertutup material longsoran sepanjang 20 meter, lebar lima meter dan tebal sepuluh centimeter.

"Longsor pada TPT bermula dari hujan dengan intensitas lebat pada hari itu mulai pukul 18.00 WIB - 21.40 WIB," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, Kamis (28/10).

BPBD Kuningan pun langsung menurunkan tim asessment dan tim pembersihan lingkungan. Upaya pembersihan material longsor juga dilakukan bersama dengan  aparat desa, kecamatan, TNI, POLRI dan UPT Damkar. Setelah melakukan upaya pembersihan selama lebih dari tiga jam, jalan yang tertimpa longsoran sudah bisa dilalui kendaraan.

Indra menyatakan, masyarakat di Kabupaten Kuningan harus mewaspadai bencana hidrometeorologi pada musim penghujan ini, terutama adalah longsor dan gerakan tanah. Selain itu, bencana lain yang juga harus diwaspadai yakni banjir di sejumlah daerah, baik akibat luapan sungai maupun lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.

Selain mewaspadai curah hujan yang tinggi, Indra juga meminta masyarakat untuk mulai memperhatikan lingkungan sekitar masing-masing. Jika ada saluran air yang tersumbat sampah, hendaknya dibersihkan. "Waspadai juga pohon yang rawan tumbang," tegas Indra.

Hal senada diungkapkan Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahad Faa Izyn. Dia meminta masyarakat di Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) untuk mewaspadai curah hujan yang meningkat.

"Hasil kajian BMKG menunjukkan curah hujan meningkat pada November, Dsember, Januari dan Februari," ucap Faiz. Adapun potensi bencana hidrometeorologi yang harus diwaspadai adalah banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang dan puting beliung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement