Kamis 02 Dec 2021 12:20 WIB

Peserta Bandingkan Larangan Reuni 212 dengan Izin Demo Ormas

Peserta Reuni 212 merasa janggal aksi damai dan tertib mereka dilarang.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus raharjo
Massa aksi Reuni 212 memadati kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (2/12). Massa membubarkan diri sekitar pukul 10.00 WIB setelah berusaha melakukan aksi damai di kawasan Monumen Nasional. Berdasarkan pantauan sejumlah petugas gabungan dari TNI, Polri melakukan penjagaan ketat dibeberapa titik lokasi seperti kawasan Patung Kuda,  Jalan Thamrin, Gambir, dan kawasan Istana Merdeka serta mengimbau massa aksi untuk menghindari kerumunan pada masa pandemi Covid-19. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Massa aksi Reuni 212 memadati kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (2/12). Massa membubarkan diri sekitar pukul 10.00 WIB setelah berusaha melakukan aksi damai di kawasan Monumen Nasional. Berdasarkan pantauan sejumlah petugas gabungan dari TNI, Polri melakukan penjagaan ketat dibeberapa titik lokasi seperti kawasan Patung Kuda, Jalan Thamrin, Gambir, dan kawasan Istana Merdeka serta mengimbau massa aksi untuk menghindari kerumunan pada masa pandemi Covid-19. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ratusan massa Reuni 212 masih tertahan di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/12). Mereka tampak kecewa karena tidak diperbolehkan bergerak ke kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha yang menjadi titik kumpul 'Aksi Super Damai'.

“Urus saja Papua sana. Kami cuma mau silaturahim kok dilarang-larang. Kita kan kalau reuni selalu damai, tertib, nggak ada rusuh-rusuhan,” ujar Halimah (39), saat ditemui di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/12).

Baca Juga

Ibu dua anak itu mengaku tidak pernah absen mengikuti aksi yang digelar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212. Bahkan pada saat aksi 212 perdana beberapa tahun silam ia juga turut bergerak. Namun untuk Reuni 212 edisi tahun 2021 sangat kecewa, lantaran benar-benar tidak diberi izin oleh pihak kepolisian.

“Pastilah (kecewa), saya sudah di sini dari pagi. Dari rumah di Bogor habis shalat subuh, pokoknya kereta pertama,” kata wanita asal Kota Bogor itu.

Sebenarnya Halimah sudah mengetahui adanya larangan untuk Reuni 212 oleh pihak berwajib. Hanya saja, melihat banyak teman-temannya yang tetap berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Aksi Super Damai yang merupakan rangkaian acara Reuni 212. Ia pun membandingkan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh salah satu organisasi masyarakat beberapa waktu lalu.

“Ya janggal sih, masa kita yang punya sejarah aksi selalu damai, tertib kok dilarang. Sedangkan mereka diizinkan. Pasti ada rasa iri, kita sama-sama bayar pajak kok,” keluh Halimah.

Sementara itu Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif meminta agar massa Reuni 212 membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing dengan damai. Ia berterima kasih kepada massa yang hadir di sekitar kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha dengan tertib dan damai. Ia menggarisbawahi bahwa kehadiran massa Reuni 212 menunjukkan konsistensi membela kebenaran dan melawan kedzaliman.

"Kita datang untuk damai, kita disuruh pulang ya kita pulang, kita datang untuk damai, siap untuk pulang dengan tertib?” Kata Slamet Maarif di Jalan Wahid Hasyim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement