Jumat 10 Jun 2022 14:39 WIB

Koalisi PKB-PKS, Politikus Nasdem: Sah Saja, tidak Masalah

Alam politik dalam negeri saat ini membuat fenomena semacam itu wajar terjadi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Willy Aditya.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Willy Aditya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, menilai sah-sah saja jika PKB dan PKS ingin membentuk koalisi. Menurutnya, wajar jika jelang pemilu sejumlah partai sudah memikirkan langkah-langkah politiknya.

"Pada prinsipnya, mau bentuk koalisi apapun, sah sah saja dan tidak ada masalah," kata Willy kepada Republika, Jumat (10/6). 

Willy menilai, politik bukan hanya sekadar pembentukan koalisi. Namun, alam politik dalam negeri saat ini membuat fenomena semacam itu wajar terjadi. Menurutnya, yang terpenting koalisi dibangun bukan karena kelatahan atau reaktif saja. 

"Akan lebih bagus jika sebuah koalisi dibangun atas dasar pemikiran atau kepentingan yang lebih strategis," ujarnya.

Koalisi PKB dan PKS masih membutuhkan satu partai lagi. Kedua, mengajak partai-partai lain untuk bergabung ke dalam koalisi tersebut. 

Menanggapi itu, Willy mengatakan, bahwa Nasdem belum memutuskan akan membangun koalisi dengan partai mana. "Nanti pascarakernas yang akan digelar pertengahan bulan ini mungkin akan ditentukan dengan siapa kita akan membangun koalisi," ungkapnya. 

Sebelumnya Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengajak partai-partai lain untuk ikut bergabung ke dalam poros ketiga bentukan PKB dan PKS. Tidak hanya itu, PKS juga mengajak partai-partai yang berada di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk bisa ikut bergabung dalam koalisi tersebut.

"Kalau yang di KIB mau datang ke kami kami nggak menolak. Misalkan ketemu lagi PAN atau Golkar wah cocok nih barang," tuturnya.

Bahkan Aboe juga mempersilakan jika PDIP ingin ikut bergabung dalam koalisi. "Nggak apa-apa, nggak masalah, cuma mau nggak PDIP itu aja problemnya. Pokoknya sebelum janur kuning melengkung maka keputusan masih belum selesai," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement