REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), sudah memasuki babak akhir. Pengoperasian atau fungsional secara penuh tol ini, sudah dapat dilakukan. Namun, sementara ditunda karena menunggu agenda peresmian dari Presiden Joko Widodo.
Tol yang menghubungkan Cileunyi sampai ke Ujungjaya, Kabupaten Sumedang ini dibangun dengan waktu tidak sebentar. Yakni, butuh 11 tahun lebih, untuk membangun infrastruktur ini, sejak peletakan batu pertama di Desa Citali, Sumedang pada 2011 silam. Awalnya, jalan Tol Cisumdawu ditargetkan selesai selesai pada 2016. Tapi, baru bisa tuntas tahun ini.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady, optimistis penantian panjang ini tidak akan sia-sia. Karena, banyak dampak positif yang didapat dari hadirnya Tol Cisumdawu, khususnya bagi kawasan Ciayumajakuning dan Bandung Raya.
Daddy optimistis, sektor ekonomi otomatis terkatrol dengan hadirnya tol tersebut dan tentunya berujung adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Walaupun, ia tak menampik ada ekses negatif yang turut hadir, meskipun tidak signifikan bila dibandingkan manfaatnya.
“Semua pembangunan pasti ada dampaknya, tinggal berhitung lebih besar manfaat atau mudharatnya. Saya yakin manfaatnya jauh lebih besar bagi keseluruhan untuk Jawa Barat, karena Tol Cisumdawu adalah akses utama," ujar Daddy, Kamis (6/6/2023).
Keberadaan Cisumdawu ini, kata Daddy, bisa lebih hemat dari segi waktu saat akan pergi dari dan ke Kertajati. "Kedua memotong waktu tempuh dan jarak dari Bandung ke Cirebon atau arah timur. Di luar itu tentu ada serapan tenaga kerja,” katanya.
Selain itu, menurut Daddy, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati nyawanya sangat bergantung pada keberadaan Tol Cisumdawu. Karena, bisa dipastikan pertumbuhan ekonomi akan melaju kencang dengan adanya kombinasi kedua infrastruktur tersebut, terutama bagi masyarakat Jabar.
“Kertajati kalau running well, dampaknya pasti menjadi pengungkit roda perekonomian Jawa Barat secara keseluruhan. BIJB baru bisa running well jika aksesibilitasnya bagus. Itu salah satu peran dari Tol Cisumdawu,” katanya.
Namun, kata Daddy, ekses negatif ini juga harus dipertimbangkan dan dipikirkan, terutama menyangkut perekonomian masyarakat yang terdampak. Seperti pelaku usaha atau UMKM sentra oleh-oleh dan makanan di wilayah Sumedang, khususnya. Sebab tidak sedikit masyarakat menurut dia, akan terkena imbas dari adanya Tol Cisumdawu tersebut.
Oleh karena itu, Daddy berharap, ada perhatian dari pemerintah untuk memberi ruang bagi pelaku usaha yang terdampak ini agar turut menerima manfaat dengan adanya Tol Cisumdawu.
Ini berdampak cukup besar ke pedagang, Tahu Sumedang misalnya. Maka harus dipikirkan, bagaimana mereka hadir. Misal bagaimana menghadirkan mereka itu semua di rest area.
"Terus terang saya enggak sepakat, kalau rest area dihuni oleh mereka pelaku usaha menengah ke atas. Harus ada slot untuk saudara kita yang UMKM ini,” paparnya.