REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Saat ini, banyak perusahaan di Indonesia yang memiliki visi mengelola big data. Namun, sering kali tidak terprogram dengan baik karena belum adanya ekspektasi output yang jelas.
Oleh karena itu, selain harus disertai komitmen dan output yang tepat, perusahaan juga lebih baik didampingi pihak yang ahli big data. Misalnya menggunakan layanan big data dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), yakni BigBox.
"Pendampingan expert akan menjadi pondasi yang kuat dalam implementasi big data. Tanpa itu, maka pengembangannya akan never ending project dan tidak jarang menjadi investasi sia-sia," ujar Rinaldi H Leksana, Cofounder Enclave Kolaborasi Global belum lama ini.
Sementara menurut EVP Digital Business and Technology Telkom, Komang Budi Aryasa, Telkom telah memiliki BigBox yang dapat menjadi solusi dalam mengakselerasi ekosistem digital yang berkelanjutan di tanah air melalui pemanfaatan big data.
BigBox merupakan End-to-end Data Management and Analytics Platform yang dirancang tidak hanya membantu mengelola. Tetapi juga, menganalisis data dalam jumlah besar di berbagai lingkungan dalam berbagai format data. Sehingga, BigBox mampu memberikan pencerahan, memberikan rekomendasi, menyolusikan tantangan, serta mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan instansi lewat big data.
Komang Budi Aryasa mengatakan, lembaga riset International Data Corporation melaporkan, pasar big data dan analitik di Indonesia tumbuh 14,7 persen pada semester I-2022 atau naik 12,5 persen dari periode sama tahun 2021. "Tetapi pertumbuhan pasar tersebut sebetulnya relatif belum memuaskan karena upaya pemanfaatan data dalam skala besar belum masif dilakukan di Indonesia. Artinya masih banyak peluang dan potensi yang bisa digali," katanya.
Aqsath Rasyid Naradhipa, pakar big data membenakan pernyataan Komang Budi Aryasa. Menurutnya, pemanfaat data di instansi baik swasta maupun pemerintah saat ini memang belum maksimal. "Tantangannya mulai dari cara melakukan pengumpulan data, pembersihan data, hingga pemanfaatan datanya," katanya.
Padahal kalau data itu bisa dimaksimalkan, kata Aqsath, maka bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengambilan keputusan, kesalahan bisa diminimalisir, serta dampak dari keputusan bisa lebih tepat. Saat ini, data digital di perusahaan Indonesia masih banyak yang tercecer dan belum menjadi satu, serta tidak memiliki teknologi mumpuni untuk mengelola dan mengkorelasikan data eksternal dengan data internal.