Kamis 26 Sep 2024 18:25 WIB

Hujan Salju Ekstrem Tiba-Tiba Turun di Afrika Selatan, Apakah Tanda Kiamat?

Hujan salju lebat terakhir turun di Afrika Selatan pada 1996.

Red: Karta Raharja Ucu
Penduduk kota terbesar di Afrika Selatan, Johannesburg, terpana oleh hujan salju pertama dalam lebih dari satu dekade
Foto: AP
Penduduk kota terbesar di Afrika Selatan, Johannesburg, terpana oleh hujan salju pertama dalam lebih dari satu dekade

REJABAR.CO.ID, NAIROBI -- Hujan salju yang jarang terjadi dan lebat tiba-tiba turun menyelimuti sejumlah bagian wilayah Afrika Selatan. Menurut layanan meteorologi nasional negara, hujan salju tersebut menyebabkan gangguan di seluruh negeri, Ahad (22/9/2024).

Layanan Cuaca Afrika Selatan menjelaskan, peristiwa cuaca anomali ini mengejutkan banyak orang, menyebabkan tantangan besar bagi transportasi, infrastruktur, dan aktivitas sehari-hari. Jalan raya utama dan jalan-jalan ditutup karena tumpukan salju yang berat, menyebabkan kemacetan dan penundaan lalu lintas.

Seorang pengguna X dengan nama Kristy Tallman menulis, "Salju luar biasa di Afrika Selatan: Jalan raya antara Durban dan Johannesburg TERBLOKIR karena es dan salju, menyebabkan gangguan serius."

Banyak akun media sosial membagikan video hujan salju yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Transportasi umum juga terkena dampak, dengan beberapa kereta dan bus tidak dapat beroperasi.

Laporan yang belum dikonfirmasi dari media lokal menyebutkan dua orang meninggal karena hipotermia akibat hujan salju yang tidak biasa ini. Layanan darurat telah bekerja sepanjang waktu untuk membersihkan jalan dan memulihkan aliran listrik. Penduduk diimbau untuk tetap di dalam rumah dan menghindari perjalanan yang tidak perlu.

Fenomena langka terjadi di Afrika Selatan setelah negara itu dalam status darurat karena sebagian wilayahnya diterjang hujan salju ekstrem sejak akhir pekan lalu. Seperti dinukil dari AFP, timbunan es dari hujan salju itu pun mengakibatkan mengganggu aktivitas, bahkan mengancam keselamatan warga.

Gangguan terparah terjadi di jalan utama N3 yang menghubungkan Kota Johannesburg dan Durban. Beberapa ruas jalan bahkan ditutup dan jalan memutar pun tidak dapat dilalui.

Manajer operasional Tol N3 Thania Dhoogra kepada kantor penyiaran ENCA menuturkan, para petugas layanan darurat terus bekerja untuk menyelamatkan orang-orang di dalam mobil karena terjebak hujan badai salju tersebut. "Layanan darurat terus bekerja keras sepanjang malam. Mereka menjangkau sebanyak mungkin pengguna jalan (yang terjebak)," tutur Dhoogra.

Pemerintah Provinsi KwaZulu-Natal sudah membagikan sejumlah selimut tebal dan makanan kepada para pemotor yang terjebak salju. Tak hanya pengemudi motor saja, banyak juga pengemudi truk yang tak bisa melanjutkan perjalanan dan terpaksa diparkir di pinggir jalan raya.

"Bus-bus perjalanan lintas provinsi terjebak di stasiun pengisian bahan bakar," ujar Corporate Communication Jalan Tol, Simon Zwane, kepada AFP.

Timbunan salju disebut mencapai dua meter di beberapa wilayah. Karena itu, peringatan akan hujan salju diprediksi akan mencapai puncaknya di sejumlah kawasan di Afrika Selatan.

"Ini kasus yang amat ekstrem," kata ahli Layanan Cuaca Afrika Selatan, Luthando Masimini, kepada AFP.

Meski ekstrem, fenomena langka tersebut membuat warga merayakannya. Seperti Justin Nadasem Baker, warga Johannesburg yang antusias mendatangi Kota Harrismith bersama keluarga selama tiga jam perjalanan hanya untuk menyaksikan salju yang jarang sekali mereka lihat.

"Kami sangat senang. Sudah bertahun-tahun lamanya kami tak lagi melihat salju," ujar Nadasem Baker.

Johannesburg terletak di ketinggian lebih dari 1.700 meter (5.600 kaki) dan berada di puncak musim dingin di belahan bumi selatan. Namun, salju di kota tersebut masih merupakan kejadian langka. Sebelum 2012, hujan salju lebat terakhir kali terjadi pada 1996.

“Sudah lama sekali, saya merasa sangat bahagia,” kata Lerato Matepese, warga Johannesburg. Suhu dingin menimbulkan risiko bagi penghuni jalanan di negara yang kemiskinannya masih tersebar luas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement