Kamis 07 Nov 2024 21:20 WIB

Dunia Fashion tak Baik-baik Saja, APPMI Jabar Gencar Kolaborasi

APPMI Jabar tetap optimis dengan terus berinovasi untuk menghadapi kondisi sekarang

Red: Arie Lukihardianti
Ketua APPMI Jabar Susan Zhuang
Foto: Dok Republika
Ketua APPMI Jabar Susan Zhuang

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Bisnis fashion sangat kompetitif dari waktu ke waktu. Apalagi, setelah pandemi Covid-19, industri kreatif fashion terus mencoba untuk bangkit dengan bertahan melakukan berbagai inovasi sehingga bisnisnya terus bertahan tak gulung tikar.

Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Barat, Susan Zhuang, saat ini dunia fashion sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Selain gempuran barang impor, faktor ekonomi setelah pandemi covid-19 juga sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.

Baca Juga

"Masyarakat sekarang banyak memilih barang impor yang dijual murah di media sosial dan bisa dikatakan memiliki kualitas cukup baik. Kami tidak sanggup untuk berkompetisi dengan itu," ujar Susan kepada wartawan di acara Fashion Tendance, Evolusia yang digelar oleh Universitas Maranatha bekerja sama dengan APPMI, di Bandung, Kamis (7/11/2024)

Namun, kata dia, dalam kondisi ini para desainer terus berusaha untuk terus berkembang. Pihaknya tetap optimis dengan terus berinovasi untuk menghadapi kondisi sekarang. Salah satu cara untuk tetap bertahan di dunia fashion Indonesia, adalah mempertahankan berkolaborasi dengan semua stakeholder terkait seperti universitas atau sekolah kejuruan, pemerintah, dan industri tekstil.

"Yang perlu dilakukan fashion desainer untuk bertahan salah satunya mencari peluang apa yang bisa diungguli dari negara lain," katanya.

Susan berharap, dunia fashion Indonesia bisa kembali bangkit berkompetisi dengan Malaysia, Brunei, Thailan bahkan Cina. Kolaborasi, menjadi penting agar bersama-sama dengan industri bisa membangun bisnis fashion dan menggerakkan ekonomi bangsa.

"Selain dengan industri, kami pun menggandeng desainer muda. Anggota APPMI Jabar sendiri ada sekitar 30 desainer dan 300an desainer di seluruh Indonesia," katanya.

Susan menjelaskan, di saat Pandemi Covid-19 untuk bertahan, ia pernah banting stir membuat masker agar tak sampai mem-PHK karyawannya. Setelah pandemi usai, sebagai UKM dirinya pun harus bertahan dengan membuat desain yang ready to wear. Jadi, bisa dipakai dan di mix and match kan di segala event. Ia pun, berkerja sama dan bersinergi dengan SMK-SMK yang ada jurusan desainnya.

"Kolaborasi harus kita lakukan agar kita bisa berkompetisi dengan negara lain. Sekarang kami posisinya masih bertahan dan mencari peluang, apa nih yang kita bisa unggulkan bila dibandingkan negara lain. Ya, sekarang sudah mulai ada nafas dan angin segar ya," paparnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement