Kamis 13 Feb 2025 20:08 WIB

Dedi Mulyadi Larang Study Tour di Jabar, PHRI KBB Ungkap Dampaknya

Selama ini kunjungan study tour siswa cukup dominan berwisata ke Lembang.

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Kepadatan kendaraan di Jalan Tangkuban Parahu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Foto: Edi Yusuf
Kepadatan kendaraan di Jalan Tangkuban Parahu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG BARAT--Pelarangan study tour di Jawa Barat (Jabar) yang diwacanakan Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi mendapat respon dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pelarangan tersebut dipastikan akan berdampak terhadap bisnis pariwisata.

"Kalau kami dari pengusaha wisata pastinya akan terpukul kalau memang ada larangan. Kalau itu direalisasikan anak sekolah tak boleh berwisata atau karya wisata itu sektor wisata akan sangat terpukul," ujar Ketua PHRI KBB Eko Suprianto saat dikonfirmasi, Kamis (12/2/2025).

Baca Juga

Menurut Eko, selama ini kunjungan siswa dari kegiatan study tour cukup dominan berwisata ke kawasan Kabupaten Bandung Barat khususnya Lembang. Mereka, kata dia, lebih banyak mengisi kunjungan di saat weekday atau hari biasa.

"Di KBB untuk kunjungan study tour cukup dominan sekali. Jangankan di KBB, di Bali saja yang turis asing atau wisata internasional itu siswanya pasti banyak sekali. Apalagi KBB yang mainnya lokal, kebanyakannya atau hampir semua pengunjung di hari biasa itu siswa. Jadi selama ini weekdaynya diisi oleh anak sekolah atau kegiatan sekolah," kata Eko.

Sehingga jika larangan itu benar-benar diterapkan Dedi Mulyadi nantinya, maka seluruh sektor bisnis pariwisata akan terdampak. Dari mulai kunjungan ke objek wisata hingga omzet para pedagang.

"Jikapun direalisasikan efek dominonya banyak. Bukan hanya pengusaha wisata tapi travel juga pasti kena imbas. Pedagang kecil yang ada di kawasan wisata juga pasti kena," kata dia.

Sebelumnya, Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi melarang sekolah melaksanakan kegiatan study tour hingga melakukan jual beli buku lembar kerja siswa (LKS). Ia pun meminta Dinas Pendidikan Jabar tidak membebani guru untuk mengurus laporan administratif ke depan.

"Tidak ada lagi pikinik sekolah, saya gak mau. Piknik mah di rumah masing-masing, terus yang berikutnya suka ada tuduhan jual LKS segala macam yang itu dihindari gak usah," ujar Dedi seperti dikutip di media sosialnya saat bertemu dengan jajaran Pemprov Jabar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement