Sabtu 19 Jul 2025 19:52 WIB

Soal Penyelidikan Peristiwa Maut di Pesta Rakyat Pernikahan Anaknya, Ini Respon Dedi Mulyadi

Dedi bakal bersikap kooperatif, jika Polisi melakukan pemanggilan pada anaknya

Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyampaikan pendapat akhir gubernur saat Rapat Paripurna DPRD Jabar beragendakan Laporan Pansus IX, Persetujuan Raperda RPJMD, di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Sabtu (19/7/2025).
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyampaikan pendapat akhir gubernur saat Rapat Paripurna DPRD Jabar beragendakan Laporan Pansus IX, Persetujuan Raperda RPJMD, di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Sabtu (19/7/2025).

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Pesta rakyat dalam rangkaian Pernikahan Maulana Akbar dan istrinya Putri Karlina di Garut, berujung maut, Jumat (18/7/2025) lalu. Saat ini, Polres Garut tengah melakukan penyelidikan terkait peristiwa bagi-bagi makanan gratis yang menelan korban tersebut. Polisi pun, telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian yang dipimpin langsung oleh Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan.

Menanggapi kejadian ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, ia tak mempemasalahkan kalau anaknya Maulana Akbar dan istrinya Putri Karlina diperiksa Polisi, kaitan peristiwa tersebut.

Baca Juga

“Iya, saya orang yang ingin selalu terbuka. Setiap problem yang terjadi yang itu menjadi peristiwa hukum, saya dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka bahkan mendukung upaya investigatif atau upaya penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Jabar, lakukan secara transparan agar publik mendapat penjelasan yang objektif,” ujar Dedi, kepada wartawan, Sabtu (19/7/2025).

Dedi mengatakan, bakal bersikap kooperatif, jika nantinya Polisi melakukan pemanggilan terhadap anak dan menantunya. “Enggak ada masalah. Kan semua orang kedudukannya sama di depan hukum. Mau anak saya, mau diri saya sendiri kan kalau dipanggil harus datang dan memberikan keterangan secara benar,” katanya.

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, Polisi akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang pada Sabtu (19/7/2025) hari ini.

Meskipun olah TKP telah dilakukan malam sebelumnya, waktu yang terbatas dan kondisi gelap membuat hasilnya belum maksimal. "Hari ini kita juga akan melakukan olah TKP ulang, karena malam hari tadi belum cukup alokasi waktunya dan tentu terkendala dengan waktu serta kegelapan malam," ujar Hendra.

Dalam olah TKP lanjutan ini, Polda akan melibatkan jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum serta pejabat utama (PJU) lainnya untuk memastikan setiap detail kejadian terungkap dengan jelas.

Menurut Hendra, kejadian tersebut bermula saat pihak keluarga pengantin membagikan 5.000 paket makanan gratis kepada masyarakat.

Penyelenggaraan kegiatan ini dipercayakan kepada sebuah event organizer (EO) yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, termasuk Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan aparat kepolisian. "Masyarakat itu mengantre di luar dari pada pintu-pintu Pendopo. Pengaturan dari EO awalnya membatasi jumlah yang masuk, tapi ternyata masyarakat yang datang dari luar jauh lebih banyak," katanya.

Karena keterbatasan ruang dan akses masuk, kerumunan semakin padat. Ketika akses akhirnya dibuka, massa dari luar langsung mendorong masuk, menyebabkan kekacauan yang berujung pada jatuhnya korban. "Korban mengalami sesak napas dan terinjak-injak. Umumnya luka di bagian kaki, paha, dan pinggang. Itu karena posisi korban sudah terjatuh lalu terinjak dari belakang," imbuhnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement