REJABAR.CO.ID, CIMAHI -- Tahun ini, Pemkot Cimahi sudah menciptakan hampir 1.000 orang sumber daya manusia (SDM) siap kerja. Menurut Wali Kota Cimahi Ngatiyana, mereka telah menjalani peningkatan kompetensi dan pengalaman melalui pelatihan bahkan ada yang langsung disalurkan ke perusahaan untuk bekerja.
"Dan sekarang Cimahi sudah melaksanakan pelatihan lebih kurang sudah sampai 1.000 lebih, yang dipersiapkan untuk bekerja di Kota Cimahi," ujar Ngatiyana, Ahad (20/7/2025).
Ngatiyana mengatakan, peningkatan kompetensi dan keterampilan ini merupakan bagian dari program prioritas Pemkot Cimahi dalam menyiapkan 10.000 sumber daya manusia (SDM) siap kerja. Target itu akan coba diwujudkan dalam lima tahun ke depan.
"Ini salah satunya adalah program Pemerintah Kota Cimahi dalam rangka penyiapan 10 ribu SDM yang siap bekerja. Saya tekankan agar selama satu tahun minimal bisa menyiapkan 2.000 orang yang bekerja di industri," katanya.
Program menyiapkan SDM siap kerja ini, kata Ngatiyana, merupakan upaya dari Pemkot Cimahi untuk mengentaskan masalah pengangguran. Ada sebanyak 27.979 atau 8,97 persen tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Cimahi tahun 2024 berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Ngatiyana juga meminta perusahaan di Kota Cimahi untuk memprioritaskan warganya untuk bekerja. Sebab, dirinya meyakini SDM asal Kota Cimahi memiliki kompetensi dan keterampilan yang mempuni. "Saya juga minta kepada pelaku industri yang ada di Kota Cimahi, upayakan dan utamakan masyarakat Kota Cimahi terlebih dahulu untuk bekerja, sebelum mengambil tenaga kerja dari daerah lain," katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Cimahi Asep Jayadi mengatakan, pihaknya sudah mengembangkan proyek yang bisa menghubungkan antara perusahaan dan pencari kerja. Asep menyebut platform tersebut bernama 'SIDAKEPTri' alias Sistem Data Ketenagakerjaan dan Pelatihan Terintegras yang menyediakan informasi lowongan kerja secara real-time.
Melalui platform ini, hanya perusahaan yang benar-benar membutuhkan tenaga kerja yang akan memasang iklan lowongan, tanpa tekanan untuk pura-pura membuka rekrutmen. "Langkah migrasi ke sistem online bukan hanya soal efisiensi biaya, tetapi juga soal akurasi kebutuhan kerja dan kenyamanan bagi perusahaan serta pelamar" kata Asep.