Ahad 05 Mar 2023 11:46 WIB

Pesantren Sambut Baik Program Kejar Tabayyun Pupuk Kesalehan Digital

Ketika mendapatkan berita, seorang Muslim yang baik harus tabayyun.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fernan Rahadi
Literasi digital (ilustrasi).
Foto: Pixabay
Literasi digital (ilustrasi).

REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Pesantren di Jawa Barat menyambut baik program Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Fun atau Kejar Tabayyun yang tengah dijalankan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, yang dimotori unit Jabar Saber Hoaks dari Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar. 

Sambutan baik salah satunya diungkap Wakil Murid Pesantren Islamic Centre Muhammadiyah (ICM) Cipanas Faturrahman. Ia menilai, program Kejar Tabayyun penting agar para santri yang merupakan bagian dari generasi muda memiliki kesalehan digital. 

Sesuai dengan ajaran agama Islam, kata dia, ketika mendapat berita, seorang Muslim yang baik harus tabayyun. Jangan sampai ketika mengetahui suatu informasi langsung main sebar hingga kemudian terjadi kekisruhan karena berita yang disebar itu ternyata jauh dari fakta. 

"Ketika ada berita itu harus tabayun, jangan sampai menjadi musibah kepada pihak lain karena kebodohan kita dan kita nanti akan menyesal," ujar Faturrahman di kampus ICM Cipanas, Kabupaten Cianjur, akhir pekan ini.

Faturrahman mengatakan, ilmu fikih pun harus diamalkan dalam bermedia sosial di era digital saat ini. "Maka ada yang disebut, kesalehan digital. Alhamdulillah, terima kasih memang (program) ini yang ditunggu-tunggu," katanya. 

"Dan sekarang ini luar biasa berita-berita hoaks, apalagi kalau gosip, gibah digital ini sekali kirim itu jelas, kalau gibah tradisional ngobrol-ngobrol, kalau gibah digital satu kali orang menyebar, dosanya bisa berlipat ganda," katanya. 

Menurut Faturrahman, pihaknya senantiasa mendukung dan menyukseskan Kejar Tabayyun karena arus informasi hoaks saat ini sangat deras. 

"Mudah-mudahan nanti peserta bisa mempelajari dan mengikuti dengan sebaik-baiknya program ini, bahkan video saja sudah bisa diedit (direkayasa) untuk menggiring opini," katanya. 

Oleh karena itu, kata dia, sebagai umat, khususnya warga pesantren harus bersifat wasatiah atau mengambil posisi tengah sehingga tidak mudah terprovokasi dan terpancing. 

Namun demikian umat juga harus dapat berpikir jernih dan tetap waspada ketika ada potensi hoaks bahkan adu domba sehingga melakukan pengecekan atau bertabayun saat menerima suatu informasi atau berita itulah yang utama. 

Menurut Ketua Jabar Saber Hoaks (JSH), Alfianto Yustinova, Kejar Tabbayun merupakan upaya Pemprov Jabar dengan memberikan pelatihan kepada santri di Jabar untuk dapat menyaring informasi hingga menangkal hoaks. 

"Kita lakukan edukasi literasi digital dan kampanye anti hoaks, apalagi di tahun politik 2024, di mana adik-adik yang mungkin nanti akan jadi pemilih pemula," kata Alfianto. 

Harapannya, kata dia, para santri akan paham ciri-ciri, dampak hingga mampu mengatasi peredaran hoaks di media sosial maupun aplikasi percakapan. 

Menurut Alfianto, para santri akan mendapat materi dari tim JSH dan narasumber lainnya. Diharapkan para santri kemudian dapat menyebarkan pengetahuan dan kemampuan cek fakta yang didapatnya hari ini kepada teman dan lingkungannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement