Rabu 12 Apr 2023 00:35 WIB

Pengguna IoT di Indonesia Kini Lebih Banyak dari Pengguna Smartphone

IoT Antares telah dimanfaatkan untuk memantau kontainer secara real time.

Red: Agus Yulianto
Pengguna Internet of Things (IoT) di Tanah Air saat ini telah meningkat.
Foto: dok XL Axiata
Pengguna Internet of Things (IoT) di Tanah Air saat ini telah meningkat.

REJABAR.CO.ID,  JAKARTA -- Internet of Things (IoT) sebagai teknologi yang memungkinkan konektivitas jaringan dan kemampuan komputasi meluas ke objek, sensor, dan barang sehari-hari semakin berkembang. Pasalnya, konektivitas ini memungkinkan perangkat menghasilkan, bertukar, dan mengonsumsi data.

Tak sampai 10 tahun, koneksi yang disebut sebagai smart objects ini semakin memasyarakat secara global. Masyarakat Indonesia pun masuk dalam tren tersebut. 

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyatakan, sepanjang tahun 2021, jumlah pengguna IoT di Tanah Air lebih banyak dibandingkan pengguna smartphone yang terkoneksi. 

Sementara Kemenkominfo tahun lalu menyatakan, jumlah perangkat IoT pada 2022 lalu diperkirakan 400 juta serta akan meningkat ke 678 juta perangkat pada 2025 nanti pasca hadirnya layanan 5G. 

Menurut Vice President Startup Bandung, Nur Islami Javad, layanan berbasis IoT ini relatif teknologi baru yang saat ini masih didominasi segmen pasar B2B (business to business) dibandingkan B2C (business to consumer).   

“Adopsi yang tinggi pada IoT itu masih di segmen B2B, belum meluas ke masyarakat umum. Dan sepengamatan saya dalam industri startup, yang bisnisnya berkelanjutan memang di B2B IoT karena tidak terjabak dalam perang bakar-bakar duit,” kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/4/2023). 

Menurutnya, target pasar korporat menciptakan banyak keseimbangan bagi pelaku startup. Karena, yang disasar tak sebanyak pasar ritel. Namun punya kemampuan daya beli jauh lebih besar sehingga sangat realistis untuk sebuah bisnis riil. 

“Era bisnis valuasi sudah lewat, sekarang harus logis dan bisa bertahan lama. Rasionalitas bisnis menjadi nomor satu. Jadi, harus kuat sisi bisnis secara umum namun di enhance dengan berbagai mindset dunia startup, atau dalam bahasa lain bisnis regular tapi mengadaptasi cara-cara berpikir dan operasi ala startup," paparnga

Jeff, panggilannya dari Nur Islami Javad mencontohkan, layanan Antares sebagai layanan IoT dari PT Telkom yang sudah baik dari sisi teknis.hal ini akan tambah baik bahkan mantap kalau disertai dengan arahan laju usaha (advisory) yang disertai ekosistem yang besar. 

Untuk melesat naik kelasnya, kata dia, tetap butuh wahana seperti Telkom Dilo, Indigo, atau bahkan Telkom Grup itu sendiri guna menciptakan interaksi dalam ranah pasar B2B tadi. Cara ini pun harus dilakukan secara konsisten walaupun tidak ngebut agar ekspektasi pasar bisa ditemukan akurat. 

Antares yang berada di bawah payung Leap-Telkom Digital, masuk ke dunia IoT di tanah air sebagai upaya mempercepat implementasi IoT di Indonesia dengan cara mendukung ekosistem IoT. Antara lain disediakan solusi dan konektivitas IoT berbasis Long Range Wide Area Network (LoRaWAN).

Sejauh ini dari segi konektivitas, LoRaWAN milik Antares telah berada di lebih dari 700 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Misalnya sistem Smart Water Meter yang membuat perusahaan pengelola air minum/PDAM pengguna Antares dimudahkan memantau kualitas air dengan media portal sistem informasi yang terpusat sehingga standar K3 air lebih terjaga.

Di sektor logistik, IoT Antares telah dimanfaatkan untuk memantau kontainer secara real-time, melalui visibilitas data pergerakan setiap kontainer saat masuk ataupun keluar depo dan saat di perjalanan. Pada sektor manufaktur, Antares memberikan manfaat melalui dengan mengidentifikasi dan mengkalkulasi biaya produksi dari aspek daya konsumsi energi perusahaan yang menggunakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement