Rabu 26 Jul 2023 16:34 WIB

Masuk Kemarau, Tinggi Muka Air Bendungan Katulampa Sentuh 0 Sentimeter

Kondisi sungai yang tidak deras ini dimanfaatkan warga sekitar untuk mengeruk pasir.

Red: Agus Yulianto
Memasuki musim kemarau, Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa, Kota Bogor menyentuh angka 0 centimeter dengan debit air sekitar 3.000 liter hingga 4.000 liter per detik, Rabu (26/7/2023). Kondisi ini pun dimanfaatkan warga untuk beraktivitas di sungai.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Memasuki musim kemarau, Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa, Kota Bogor menyentuh angka 0 centimeter dengan debit air sekitar 3.000 liter hingga 4.000 liter per detik, Rabu (26/7/2023). Kondisi ini pun dimanfaatkan warga untuk beraktivitas di sungai.

REJABAR.CO.ID,  BOGOR -- Memasuki musim kemarau, tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor mencapai 0 sentimeter. Kondisi ini sudah berlangsung terhitung sejak awal Juni 2023 hingga sekarang.

Pantauan Republika di lokasi, TMA di Bendungan Katulampa memang menyentuh angka 0 centimeter pada meteran yang ada di bawah jembatan. Air sungai yang mengalir pun tampak lebih bersih dibandingkan saat debit air masih tinggi.

 

photo
Memasuki musim kemarau, Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa, Kota Bogor menyentuh angka 0 centimeter dengan debit air sekitar 3.000 liter hingga 4.000 liter per detik, Rabu (26/7/2023). Kondisi ini pun dimanfaatkan warga untuk beraktivitas di sungai. - (Republika/Shabrina Zakaria)

 

 

Kondisi sungai yang tidak deras ini dimanfaatkan oleh warga sekitar. Beberapa di antara mereka mengeruk pasir yang ada di sekitar bendungan untuk dijual kembali.

Tak hanya itu, sejumlah anak-anak ada yang bermain layangan di atas badan sungai yang kering. Bahkan, saluran irigasi Kalibaru juga dimanfaatkan warga setempat untuk wisata ngalun sungai.

Pelaksana Bendung Katulampa, Andi Sudirman, mengatakan saat ini diperkirakan debit air yang masuk dari Sungai Ciliwung menuju Bendungan Katulampa ada 3.000 liter hingga 4.000 liter per detik. Debit air itu kemudian dibagi ke saluran irigasi Kalibaru dan ke aliran Sungai Ciliwunh sendiri.

“Kita atur untuk irigasi 3.000 liter, untuk penggelontoran Ciliwung ke bawah kita alirkan 500 liter. Dalam arti menjelang musim kemarau, air mulai kritis di kawasan Katulampa,” kata Andi ketika ditemui Republika di Pos Jaga Bendung Katulampa, Rabu (26/7/2023).

Andi menjelaskan, TMA Bendungan Katulampa yang menyentuh 0 centimeter memang terjadi berulang setiap tahun ketika menjelang dan memasuki musim kemarau. Yakni antara Juli hingga September.

“Tetapi sekarang ini betul-betul dirasakan cukup drastis turunnya. Sampai biasanya ada debit 5.000 liter sampai di atas 10.000 liter, memasuki bulan Juni hanya ada 3.000-4.000 liter. Bahkan saat ini mungkin berangsur turun terus menerus,” jelas Andi.

Meski demikian, menurut Andi yang sudah berjaga di Bendungan Katulampa sejak 1987, kondisi bendungan masih belum separah pada 1998. Di mana saat itu debit air hanya berada di angka 1.500 liter per detik.

Adapun penyebab dari rendahnya TMA dan debit air Ciliwung di Bendungan Katulampa, yakni belum ada hujan dengan intensitas tinggi di kawasan hulu Sungai Ciliwung. Yakni di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor tepatnya di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Di samping itu, sambung Andi, diperkirakan Bendungan Ciawi yang sudah beroperasi sejak akhir 2022 ini juga mempengaruhi debit air Sungai Ciliwung yang masuk ke Bendungan Katulampa. “Jadi ketika datang banjir (debit air tinggi) di Puncak, tertahan dulu oleh Bendungan Ciawi. Itu bisa dirasakan sekarang,” jelasnya.

Melihat banyak warga yang beraktivitas di sungai, Andi mengimbau warga tetap waspada dan siaga. Sebab, dikhawatirkan hujan di hulu Sungai Ciliwung bisa tiba-tiba deras sehingga debit air juga bisa meninggi.

Sebab, meski hujan lkal mengguyur Kota Bogor, menurut Andi hal itu tidak mempengaruhi TMA dan debit air Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa.

“Nah warga yang aktivitas di Ciliwung, yang mengambil pasir, atau mengambil sampah-sampah plastik itu disarankan tetap waspada dan siaga. Yang kita khawatirkan hujan di Puncak atau di hulu,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement