Kamis 03 Jul 2025 20:34 WIB

Dikepung Tiga Sesar, Bupati Jeje Intruksikan BPBD KBB Tambah Pendeteksi Gempa

Pendeteksi gempa dan pemetaan jalur evakuasi kebencaan sangat penting

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail.
Foto: Ferry Bangkit
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail.

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG BARAT -- Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail mengintruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat untuk memperbanyak untuk menambah jumlah alat pendeteksi gempa atau seismograf di wilayah rawan.

Terlebih lagi Bandung Barat dilewati tiga sesar yakni Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilo dari dari Padalarang hingga Jatinango, Sesar Cimandiri yang memiliki panjang 100 kilometer dari kawasan Padalarang hingga Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi serta Sesar Cirata yang belum terpetakan menyeluruh baik panjang, mekanisme gerakan, hingga wilayah yang terlewati sesar.

Baca Juga

"Saya sudah komunikasi dengan BPBD agar memperbanyak sinyal-sinyal pendeteksi gempa. Harus segera dibuatkan tempat dan jalur evakuasi, intinya. Sudah beberapa kali dirapatkan dan nanti segera dieksekusi," ujar Jeje, Kamis (3/7/2025).

Jeje mengatakan, pendeteksi gempa dan pemetaan jalur evakuasi kebencaan sangat penting sehingga akan menjadi prioritas Pemkab Bandung Barat. "Kita harus tahu secara pasti dimana titik evakuasi dan jalur evakuasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Ini penting agar saat terjadi gempa masyarakat bisa segera menyelamatkan diri," kata Jeje.

Lebih jauh Jeje menegaskan, Pemkab Bandung Barat akan memperkuat langkah mitigasi menghadapi potensi gempa susulan yang berasal dari aktivitas sesar Lembang. "Intinya kita upayakan mitigasi dan langkah cepat amit-amit nya terjadi kita harus tahu titik evakuasi seperti apa," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat Ade Zakir mengatakan, untuk meningkatkan kesiapsiagaan, Pemkab Bandung Barat juga telah melakukan sosialisasi di berbagai sekolah dasar. Kegiatan ini bertujuan membekali generasi muda dengan pengetahuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi gempa.

"Tahun 2024 kami sudah mulai sosialisasi ke sekolah-sekolah dasar. Anak-anak diajarkan bagaimana cara evakuasi dan mengenal tanda-tanda gempa," kata Ade.

Selain sosialisasi, Pemkab juga mendorong kajian ilmiah terkait aktivitas sesar Lembang yang sudah banyak dilakukan oleh lembaga riset seperti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Kajian ini diharapkan bisa menjadi dasar pembuatan aturan daerah untuk pengurangan risiko bencana. "Ada kemungkinan ke sana, mendorong aturan daerah terkait mitigasi gempa sesar Lembang. Yang paling penting menyadarkan masyarakat kondisi kita berada di daerah rawan bencana," katanya.

Selain itu, Pemkab juga akan mengintensifkan koordinasi dengan lembaga terkait seperti BMKG, BPBD Provinsi Jawa Barat, dan BRIN untuk mendapatkan data akurat dan upaya mitigasi yang tepat sasaran. "Kita harus bisa meminimalisir kejadian yang lebih parah. Semua upaya ini dilakukan agar masyarakat lebih siap dan tidak panik jika gempa terjadi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement