Sabtu 19 Aug 2023 17:29 WIB

Dibuka Mulai Hari Ini, Ema Sebut Akses Tol Gedebage KM 149 Masih Perlu Dioptimalkan

Akses masuk dan keluar tol masih belum terhubung dengan Jalan Soekarno-Hatta.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
Foto udara gerbang keluar Jalan Tol Purbaleunyi di KM 149, Gedebage, Kota Bandung.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Foto udara gerbang keluar Jalan Tol Purbaleunyi di KM 149, Gedebage, Kota Bandung.

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG -- Mulai hari ini, Sabtu (19/8/2023), Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) membuka akses masuk dan keluar KM 149 Tol Padaleunyi bagi pengguna kendaraan golongan 1 non bus. Pembukaan akses ini merupakan tindak lanjut dari Surat Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, perihal Fungsional Lanjutan Akses Km 149 Jalan Tol Padalarang-Cileunyi.

Sebagai respones, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyebut, pembukaan akses tol di wilayah Gedebage tersebut masih perlu dioptimalkan. Pasalnya, akses masuk dan keluar tol masih belum terhubung dengan Jalan Soekarno-Hatta. 

Sehingga, kata dia, arus kendaraan mau tak mau seluruhnya diarahkan ke Jalan Gedebage Selatan yang tidak begitu luas. "KM 149 saya pikir tinggal optimalkan arah ke Gedebage Selatan, karena memang itu belum nyambung ke Jalan Soekarno Hatta, itu sebetulnya yang saya harapkan untuk segera diselesaikan," kata Ema saat ditemui Republika.co.id, Sabtu (19/8/2023). 

Ema mengaku, telah bersurat dan mengingatkan Pemprov Jabar untuk menyelesaikan proyek pembebasan lahan agar pembukaan akses ke Jalan Soekarno Hatta dapat segera terwujud. Menurutnya, jika akses masuk maupun keluar Tol Gedebage hanya mengandalkan Jalan Gedebage Selatan, maka potensi terjadinya titik kemacetan menjadi hal yang sulit dihindari. 

"Kan saat ini dialihkan ke Gedebage selatan saja, makanya saya sudah mendorong ke provinsi untuk mempercepat pembebasan lahan, begitu juga ke pemerintah pusat untuk menyelesaikan jalannya sampai ke perempatan Gedebage Selatan dan Soekarno Hatta," kata Ema. 

"Kalaupun sekarang sudah dibuka (KM 149) ya berarti kita harus kerja keras lah supaya nanti tidak terjadi pemindahan titik kemacetan," katanya. 

Saat ditanya lebih lanjut, Ema mengganggap Jalan Gedebage Selatan belum ideal untuk menampung kendaraan dalam volume banyak, terlebih dengan kondisi luas jalan yang terbatas. Maka, menurutnya, pelebaran jalan merupakan suatu keharusan untuk melebarkan akses masuk maupun keluar Tol Gedebage. 

"Tapi sekali lagi, itu merupakan kewenangan provinsi bukan kota, kalau dengan volume yang standar mungkin masih bisa menampung tapi kalau ada ledakan volume kendaraan tidak terkendali itu bisa bahaya karena akan ada titik kemacetan, dan perlu diantisipasi," kata Ema. 

Perlu diketahui, pengoperasian akses Tol Gedebage KM 149 ini hanya bersifat sementara. Pembukaan ini dilakukan sebagai upaya peningkatan pelayanan bagi pengguna jalan, juga sebagai tambahan alternatif akses menuju destinasi populer di Jawa Barat, seperti Masjid Raya Al-Jabbar dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Selama pengoperasian sementara ini, Jasa Marga akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk terus mendukung pemenuhan kelayakan operasional jalan akses km 149 tersebut, sebelum nantinya diserahterimakan oleh Kementerian PUPR kepada Jasa Marga untuk dapat beroperasi secara penuh. 

Jasa Marga mengimbau, kepada pengguna jalan untuk selalu mengantisipasi perjalanan dengan memastikan kondisi fisik dan kendaraan prima, kecukupan saldo uang elektronik, serta waktu dan arah perjalanan untuk mengantisipasi kepadatan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement