Jumat 23 May 2025 22:15 WIB

Ratusan Warga Bandung Antusias Ikuti Workshop Membuat Batik dengan Lilin Dingin

Selain membatik, digelar juga di Semarak Budaya adalah pasanggiri pencak silat

Red: Arie Lukihardianti
Warga di Bandung membuat karya batik lilin dingin.
Foto: Dok Republika
Warga di Bandung membuat karya batik lilin dingin.

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Komisi X DPR RI bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, mengenalkan motif khas Kota Bandung, yaitu patrakomala dan cangkurileng. Kedua motif itu, dikenalkan pada ratusan masyarakat Bandung dan sekitarnya dengan menghadirkan narasumber yang sedang mengembangkan sekar patrakomala dan sekar cangkurileng. Masyarakat yang berporfesi sebagai guru seni hingga penggerak PKK itu antusias membuat karya batik lilin dingin.

"Alhamdululillah kami Komisi X DPR RI saat ini bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan RI, salah satu tagline yang dibawa adalah 'Semarak Budaya'. Di acara ini, sebetulnya kita ingin mensosialisasikan objek-objek kemajuan kebudayaan ini apa saja, jadi memang kegiatannya bukan hanya seni," ujar Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, kepada wartawan, saat membuka acara Semarak Budaya Workshop dan Eksebisi Batik Lilin Dingin, Jumat (23/5/2025).

Baca Juga

Ledia mengatakan, secara umum banyak orang yang hanya tahu kalau kebudayaan itu seni. Padahal, bisa berupa manuskrip, tradisi lisan, pengetahuan, teknologi tradisional, permainan, olahraga, dan lainnya. Jadi, seni itu hanya satu dari 10 objek kebudayaan.

"Maka kemudian kita berusaha untuk mengembangkan, nah hari ini kita ngebatik dengan lilin dingin, batik dengan teknik seperti ini sudah dimulai di abad ke-17, di Indonesia itu di Banten dan Toraja," katanya.

Sehingga, kata dia, pihaknya kemudian berusaha untuk memperkenalkan lagi batik dengan lilin dingin ini yang sebenarnya bisa dilakukan di masyarakat secara mudah. "Karena perintangnya itu kebanyakan dari makanan, dan itu tidak menyulitkan membuatnya," katanya

Selain membatik, kata dia, kegiatan lain yang digelar di Semarak Budaya ini adalah ada Pasanggiri Pencak Silat. Kemudian, ada festival seni budaya dalam rangka semarak budaya untuk anak-anak penyandang disabilitas. Ada juga, pasanggiri tari merak. "Penyandang disabilitas harus dilibatkan karena kan sering kali penyandang disabilitas ini gak keajak gitu. Padahal, sebetulnya mereka banyak yang berprestasi, selain itu jadi yang sudah tiak banyak," katanya.

Ledia berharap, dengan digelarnya semarak budaya ini semua pihak akan semakin menyadari bahwa budaya kita itu kaya. Karena, Indonesia memiliki budaya yang luar biasa. Maka, ini menjadi bagian dari upaya untuk mengembangkan budaya ini dan mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa serta membangun hubungan harmonis di masyarakat.

"Dengan kegiatan ini, kita semua nanti bisa lebih memahami budaya kita. Sebagaimana kita sebagai warga Bandung, jadi paham dengan ikon batik kita adalah patrakomala dan cangkurileng, dengan pendekatan batik lilin dingin," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement