REJABAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani menanggapi bisikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Ganjar Pranowo terkait "jika dilantik langsung fokus ke pangan". Menurutnya, bisikan tersebut bukan upaya intervensi atau cawe-cawe Jokowi.
"Saya tidak melihat Pak Jokowi punya cawe-cawe di partai lain, karena semua ketum atau semua partai itu kan punya strategi masing-masing dalam memenangkan partainya dan capres atau cawapres dukungannya," ujar Puan di Jakarta International Expo, Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Jokowi sendiri adalah salah satu kader terbaik yang dihasilkan oleh partai berlambang kepala banteng itu. Tentu harapannya, Ganjar yang juga merupakan kader terbaik PDIP dalam meneruskan kepemimpinan Jokowi sebagai presiden periode 2024-2029.
"Kalau kemudian kemarin terlihat akrab antara Pak Jokowi dengan Mas Ganjar karena diduga bersebelahan, karena kan mereka berdua kader PDI Perjuangan yang kami berharap nantinya presiden dan wakil presiden yang akan datang itu kader terbaik PDI Perjuangan lagi," ujar Puan.
Dalam pidatonya di Rakernas IV PDIP, Jokowi menilai permasalahan pangan yang menjadi tema utama forum tersebut sangat sesuai dengan keadaan dunia saat ini. Ia sendiri setuju dengan pandangan Ganjar dalam menghadirkan kedaulatan pangan untuk Indonesia.
Sebab, persoalan pangan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diselesaikan. Karena hal tersebut menyangkut ancaman perubahan iklim, kondisi geopolitik, hingga masih tidak stabilnya ekonomi dunia.
"Dan lebih setuju lagi apa yang disampaikan calon presiden Pak Ganjar Pranowo. Tadi saya bisik-bisik ke beliau, 'Pak nanti abis dilantik besoknya langsung masuk kedaulatan pangan, nggak usah lama-lama, perencanaannya disiapkan sekarang'," ujar Jokowi dalam pidatonya di Jakarta International Expo, Jakarta.
"Begitu dilantik besok langsung masuk ke kerja kedaulatan pangan, sehingga swasembada pangan, ketahanan pangan kedaulatan pangan itu betul-betul kita miliki," sambungnya.
Jokowi mengaku, ngeri mendengar dan melihat cerita berbagai negara yang menghentikan ekspor pangannya. Hal tersebut langsung sangat berdampak terhadap kebutuhan pangan negara-negara di dunia.
Indonesia sendiri menjadi salah satu yang terdampak dari konflik antara Rusia dan Ukraina. Sebab, kedua negara tersebut merupakan penghasil dan eksportir gandum tertinggi di dunia.
"Harga yang naik secara drastis dan bahkan kemarin saya membaca di sebuah berita, di satu negara maju di Eropa, anak-anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi. Yang biasanya sarapan pagi, sekarang ini sudah tidak sarapan pagi karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan," ujar Jokowi.