REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Tahun ini, Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Kota Bandung pertumbuhannya sangat signifikan. Peningkatan UMKM dan transaksi perdagangan daring ini mengalami peningkatan pesat.
Per tahun 2022, berdasarkan data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung pertumbuhan UMKM di Kota Bandung bertambah hingga 180 ribu usaha baru.
Sedangkan, aktivitas transaksi perdagangan daring meningkat hingga 150 persen. Tiga produk dengan angka penjualan tertinggi di e-commerce tersebut antara lain fesyen, makanan dan minuman, serta produk kesehatan.
Melihat besarnya pertumbuhan tersebut, dokter muda sekaligus pengusaha dr Agung Firmansyah Sumantri, SpPD-KHOM, MMRS, FINASIM mengatakan pertumbuhan tersebut menunjukan besarnya minat dan pasar terhadap produk yang ditawarkan oleh masyarakat Kota Bandung,
“Bandung dari dulu memang sudah terkenal akan kualitas produknya, dan masyarakat Kota Bandung sangat kreatif “ ujar Agung, di Bandung Jumat (13/10/2023).
Agung menilai, industri UMKM di bidang kesehatan (wellness ) perlu di tingkatkan lagi. Hal ini, karena sektor tersebut dirasa belum sepenuhnya bisa memenuhi permintaan pasar yang ada.
Krusialnya, kata dia, peran pengembangan potensi UMKM wellness sebagai salah satu elemen UMKM masa depan di kota Bandung. Agung menjelaskan setidaknya 10 persen PDB global merupakan sektor kesehatan.
Bahkan, kata dia, World Health Organization (WHO) menyebutkan, pada 2030 total populasi global yang terdampak penyakit kronik, akibat gaya hidup tidak sehat akan bertumbuh 70 persen.
Sektor UMKM bidang kesehatan menurut Agung pun sangat banyak. Di antaranya, pembuatan baju khusus dokter dan pasien, pembuatan obat-obatan dari bahan herbal serta alat kesehatan yang sifatnya bisa dari bahan baku yang tersedia dari lingkungan sekitar.
“Jadi, industri kesehatan tidak hanya membuat Rumah sakit atau klinik saja, tetapi alat pendukung kesehatan lainnya," katanya.
Agung berharap, Pemkot Bandung mau terus berupaya membantu dan mempromosikan produk-produk UMKM khususnya pelaku kesehatan. Sejauh ini, kata dia, Pemkot Bandung melalui Disdagin telah memfasilitasi Sertifikasi Produk Halal dan juga Uji Mutu serta bantuan modal bagi pelaku UMKM.
Fasilitas tersebut, kata dia, sudah dinikmati 100 UMKM untuk sertifikasi halal, dan 79 UMKM untuk uji mutu. Terakhir, Disdagin juga menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Marketing. Tahun lalu, Bimtek ini sudah diikuti oleh 600 UMKM dengan menggandeng 3 toko digital (marketplace).