Berdasarkan rencana konstruksi dan operasi Jalan Tol Getaci, pembangunan tahap satu dari Gedebage sampai Garut utara akan dilakukan pada Agustus 2024 hingga Desember 2025. Operasional Jalan Tol Getaci tahap satu diperkirakan mulai Januari 2026.
Sementara untuk tahap dua, dari Garut utara hingga Ciamis, diperkirakan akan dimulai pembangunan konstruksinya pada 2026-2029. Diperkirakan Jalan Tol Getaci tahap dua baru akan beroperasional pada 2030. “Untuk selanjutnya tetap akan kita bangun, dari Ciamis ke Cilacap, bahkan Cilacap sampai Yogya. Kami sudah siapkan semua. Namun, itu bertahap,” kata Dedy.
Dedy mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan pembebasan lahan. Progres pembebasan lahan disebut baru sampai Kabupaten Garut. “Kami minta juga pemda (pemerintah daerah) bisa sosialisasi kepada masyarakat agar proses pembebasan lahan dapat berjalan lancar. Karena kita tahu bersama, dalam pembangunan jalan tol, pengadaan tanah merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan,” ujarnya.
Selain itu, Dedy meminta pemda mendukung konektivitas jalan di antara Jalan Tol Getaci. Konektivitas jalan itu dinilai harus segera dipikirkan dan ditingkatkan. “Kalau tidak ada konektivitas, jalan tol itu akan mati,” kata dia.
Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan, kegiatan FGD hari ini ditujukan sebagai langkah persiapan daerah menyambut keberadaan jalan tol. Pasalnya, diperlukan sejumlah rencana untuk menentukan arah pembangunan ketika jalan tol sudah tersedia.
“Kalau tak ada rencana, maka akan tertinggal. Makanya kita lakukan diskusi ini. Jangan sampai tol sudah jadi, baru kita mikir. Kita harus berpikir sebelum tol jadi,” kata Cheka.