REJABAR.CO.ID, SUKABUMI — Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengecek retakan tanah di wilayah Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Retakan tanah dilaporkan muncul setelah kejadian gempa bumi magnitudo (M) 4.0 yang berpusat di Bogor, Jawa Barat.
“Hari ini ada tim PVMBG Badan Geologi dan akademisi meneliti retakan tanah,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim, Selasa (12/12/2023).
Menurut Medi, retakan tanah itu muncul di satu titik lokasi setelah terjadi gempa bumi yang berpusat di Bogor. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa M 4.0 terjadi pada Jumat (8/12/2023), pukul 02.00 WIB. Pusat gempa berada di darat, 25 kilometer arah barat daya Kota Bogor, dengan kedalaman lima kilometer.
Dilaporkan ada 186 rumah warga di Kabandungan yang terdampak gempa tersebut. Terdiri atas 144 rumah rusak ringan, 40 rumah rusak sedang, dan dua rumah rusak berat. Dikabarkan juga ada satu masjid jami dan satu madrasah yang terdampak gempa dan mengalami kerusakan ringan. Selain itu, dilaporkan 12 kepala keluarga (KK), yang terdiri atas 39 jiwa, mengungsi sementara.
Menurut Medi, rata-rata rumah warga itu berada di atas bukit. Ada juga yang di bawah bukit. Ia mengatakan tim PVMBG akan mengkaji kondisi tanah yang menjadi lokasi rumah-rumah warga itu, apakah layak ditempati atau tidak. “Mudah-mudahan layak. Kalau tidak, harus merelokasi dan pemerintah menyiapkan lahan,” kata Medi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Wawan Godawan mengatakan, pihaknya saat ini berfokus mendata kebutuhan material untuk rumah yang rusak, serta menangani warga terdampak gempa.
Menurut dia, BPBD sudah mendirikan dua tenda darurat untuk pengungsian atau lokasi evakuasi warga yang rumahnya tidak bisa ditempati setelah kejadian gempa. “Ada dua tenda yang disiapkan untuk warga dan dari sisi kedaruratannya sedang menginventarisasi kebutuhan,” kata Wawan.
Wawan mengatakan, ada kekhawatiran terjadi lagi gempa dan potensi pergerakan tanah. Apalagi kondisi curah hujan tinggi. Karenanya, kewaspadaan di lokasi terdampak bencana perlu ditingkatkan.
Menurut dia, BPBD Kabupaten Sukabumi juga terus berkoordinasi dengan PVMBG. Hasil koordinasi disebut dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam menetapkan langkah penanganan ke depan, termasuk soal opsi merelokasi warga ke tempat yang dinilai aman.