REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Fraksi PAN DPRD Jawa Barat Hasbullah Rahmad meluruskan pernyataan tentang program pendidikan barak militer Panca Waluya dihentikan. Ia mengungkapkan program tersebut tetap berjalan akan tetapi diusulkan untuk menjadi muatan lokal (mulok) pembelajaran di sekolah.
Dalam rapat dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat beberapa waktu lalu, ia menyebut muncul usulan agar program pendidikan barak militer dapat diterapkan di sekolah menjadi ekstra kurikuler (ekskul). Hasbullah menyebut sejumlah anggota dewan menyetujui usulan tersebut.
"Disdik mempunyai pemikiran apakah mungkin Panca Waluya bisa dimasukkan dalam kurikulum khusus dalam hal ini mulok. Kalau itu dewan setuju," ujar Hasbullah saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (2/7/2025).
Hasbullah mengatakan, usulan agar program pendidikan barak militer masuk ke sekolah lewat muatan lokal dan ekskul agar sasaran tidak hanya siswa yang bermasalah. Akan tetapi, semua siswa yang tidak masuk kategori bermasalah mendapatkan materi tersebut
Ia menyebut DPRD Jawa Barat meminta agar program tersebut dapat menjadi program jangka panjang. Pihaknya pun meminta Disdik Jabar melakukan kajian akademis. "Sebaiknya Disdik Jabar melakukan kajian membuat kurikulum khusus mulok untuk dimasukkan dalam kurikulum di sekolah," kata dia.
Ia menegaskan tidak mengusulkan program barak militer dihentikan. Akan tetapi tetap berjalan dengan sejumlah catatan termasuk dimasukan ke dalam muatan lokal pembelajaran di sekolah.
Sebelumnya, Pemprov Jabar telah menutup program pendidikan karakter Panca Waluya Angkatan II di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (29/6/2025) kemarin.
Terdapat 103 siswa dari sejumlah SMA/ SMK di Jabar yang mengikuti kegiatan ini dan dinyatakan lulus. Mereka digembleng selama 21 untuk belajar menjadi generasi Panca Waluya yakni cageur, bageur, bener, pinter tur singer.