Rabu 18 Sep 2024 18:37 WIB

Penyebab Macet Horor Puncak Terungkap: Kapasitas Jalan 70.000 yang Tiba 150 Ribu Kendaraan

Volume kendaraan itu dinilai tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah kendaraan bergerak melambat saat pemberlakuan satu arah menuju Jakarta di Kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Senin (16/9/2024). Kemacetan panjang/parah di Jalur Puncak terpantau sudah berakhir. Arus lalulintas dari arah Kawasan wisata puncak menuju Bogor/Jakarta pun kembali ramai lancar usai kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas oneway atau satu arah.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah kendaraan bergerak melambat saat pemberlakuan satu arah menuju Jakarta di Kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Senin (16/9/2024). Kemacetan panjang/parah di Jalur Puncak terpantau sudah berakhir. Arus lalulintas dari arah Kawasan wisata puncak menuju Bogor/Jakarta pun kembali ramai lancar usai kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas oneway atau satu arah.

REJABAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong penguatan mitigasi untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Mengingat, kemacetan parah terjadi pada momen libur panjang Maulid Nabi Muhammad, 14-16 September 2024.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengatakan kemacetan yang terjadi saat libur panjang di kawasan Puncak saat libur panjang lalu disebabkan karena volume kendaraan yang meningkat. Peningkatan volume kendaraan itu dinilai tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada.

"Data dari Polres Bogor menunjukkan volume kendaraan yang masuk jalur puncak pada long weekend total mencapai 150 ribu kendaraan sedangkan kapasitas jalan hanya mampu menampung 70 ribu kendaraan," kata dia melalui siaran pers, Rabu (18/9/2023).

Menurut dia, sejumlah pihak terkait telah melakukan langkah antisipasi mulai dari penerapan sistem ganjil-genap di pintu masuk Exit Tol Ciawi, Simpang Gadog, dan Jalan Ciawi. Selain itu, petugas juga menerapkan sistem one way atau buka tutup dan mengarahkan kendaraan melalui jalan alternatif.  

Namun, menurut Nia, keberadaan pasar dan jalan tikus membuat arus lalu lintas menjadi stagnan. Ditambah, banyak kendaraan roda dua yang memaksa melaju hingga arus lalu lintas menjadi terkunci di kedua arah juga menjadi penyebab lain kemacetan.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo, mengatakan pemerintah setempat bersama seluruh pemangku kepentingan terkait telah melakukan antisipasi melalui berbagai skema mitigasi. Mitigasi itu dilakukan untuk mengatasi kemacetan parah yang terjadi di kawasan Puncak.  

"Tapi memang animo masyarakat yang sedemikian tinggi untuk berwisata di kawasan ini tentu satu hal yang perlu dimitigasi, dan mitigasi yang terbaik adalah berbasis data," kata Fadjar.  

Berdasarkan data, ia menyebutkan, volume kendaraan yang melebihi kapasitas jalan menjadi faktor utama kemacetan. Karena itu, diperlukan langkah mitigasi ke depan dengan memperkuat koordinasi di antara seluruh pihak terkait.  

"Kita punya best practice seperti saat musim libur Lebaran, itu sudah diprediksi jumlah pergerakannya seperti apa. Jadi mungkin itu yang perlu kita lakukan ke depan sambil tentunya kita lihat berbagai opsi yang mungkin bisa dilakukan," kata dia.  

Fadjar menilai, salah satu opsi yang dapat dilaksanakan adalah penyebaran wisatawan ke berbagai destinasi lainnya di Kabupaten Bogor. Selain itu, diperlukan juga upaya penguatan infrastruktur seperti peningkatan kapasitas jalan dan juga rencana usulan jalur Puncak 2. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement