REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU--Pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI meluncurkan program modernisasi pertanian berbasis petani muda dan korporasi pada tahun 2024 (IMMACo). Kabupaten Indramayu ditetapkan menjadi salah satu lokasi percontohan program tersebut.
Program itu bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian melalui penggabungan inovasi teknologi dan keterlibatan generasi muda. Kerja sama antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pun mendukung program itu dengan melibatkan 93 mahasiswa dari 26 universitas.
Petani milenial pun telah dilatih dan tersebar di lima kecamatan di Indramayu untuk mengembangkan pertanian padi modern, dengan luas lahan 10 ribu hektare. Lahan tersebut tersebar di Kecamatan Cikedung (1.500 hektare), Lelea (2.000 hektare), Widasari (1.500 hektare), Tukdana (3.000 hektare), dan Bangodua (2.000 hektare).
Pjs Bupati Indramayu, Dedi Taufik, mengatakan, keberhasilan program itu sangat bergantung pada keterlibatan generasi milenial dalam mempromosikan dan menyebarluaskannya. ‘’SDM pertanian di Indramayu harus terus berkembang dan berkolaborasi melalui koperasi untuk mencapai kesejahteraan bersama,’’ ujar Dedi, akhir pekan ini.
Selain melatih petani milenial, dukungan juga diberikan dengan meresmikan Koperasi Unggul Sejahtera di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua. Dedi mengungkapkan, peran koperasi sangat penting sebagai wadah bagi para petani. Dia berharap, koperasi tersebut dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
Sementara itu, Ketua Penanggung Jawab Program Pertanian Modern Indramayu, Sukim Supandi, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu dan semua pihak yang terlibat dalam program ini. ‘’Program ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui penggunaan optimal alat dan mesin pertanian (alsintan),’’ katanya.
Wakil Ketua Penanggung Jawab Program, Yoyon Haryanto mengatakan, Indramayu berpotensi menjadi terdepan dalam pengembangan pertanian modern di Indonesia. Yoyon menjelaskan, program itu menggunakan pendekatan aplikatif, modifikasi, dan efisien, dengan melibatkan petani milenial dan teknologi alsintan.
‘’Semoga program ini dapat memperkuat bisnis pertanian di Kabupaten Indramayu dan menjadi contoh bagi daerah lainnya,’’ katanya.