REJABAR.CO.ID, BANDUNG-- Prestasi olahraga berbagai cabang disabilitas atau difabel di Indonesia banyak mengukir prestasi internasional. Namun sayangnya, menurut Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr Asep Sumpena, partisipasi para penyandang disabilitas saat ini masih rendah. Karena, perlu kesadaran dari masyarakat itu sendiri.
Menurutnya, saat ini masyarakat masih belum terbuka memasukkan anggota keluarganya yang difabel ke beberapa cabang olahraga. Padahal, saat ini sudah banyak penyandang disabilitas yang turut menorehkan prestasi nasional hingga internasional.
"Ketika ada anggota keluarga difabel merupakan beban, jadi mereka itu tidak suportif itu jadi PR kalau di luar negeri disabilitas dan normal sama di mana itu berpengaruh terhadap partisipasi di olahraga," ujar Asep dalam Talkshow Olah Raga Disabilitas yang digelar langsung oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia di Bandung, Senin (30/12/2024).
Melihat kondidi ini, Asep mendorong pemerintah bisa mengajak seluruh difabel berolahraga, termasuk masuk cabang olahraga hingga menjadi penerus atlet-atlet tanah air yang sudah membawa nama harum bangsa.
"Jadi stigma aib masih melekat perlu ada sosialisasi terhadap keluarga. Seharusnya keluarga yang memiliki anak disabilitas harus dirangkul agar anak bisa tumbuh kembang dari fisik dan bisa bergerak," katanya.
Sementara menurut Tenaga Ahli Menpora Bidang Manajemen Industri dan Tenaga Olahraga, Luhur Dewanthono, olahraga disabilitas kini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh atlet-atlet nasional Indonesia.
"Bahkan sampai di tingkat paralimpiade ya, tingkat dunia yang kita rutin ikuti, dan mereka berprestasi yang sangat baik, sangat signifikan," kata Luhur.
Menurutnya, Kemenpora pun turut mendorong tingkat partisipasi masyarakat dengan melakukan berbagai cara, seperti berkoordinasi dengan kementerian lainnya hingga fokus pembinaan atlet paralimpiade.
"Saat ini kami sedang fokus menuju ke para SEA Games yang nanti akan diselenggarakan pada 2025. Saat ini pelatnas juga sudah dilaksanakan dan Insyaallah, Januari ini kita semua kita pusatkan di Training Center NPC di Karanganyar," katanya.
Kemenpora juga akan fokus dalam menggali potensi bibit atlet di daerah Indonesia. Ada beberapa daerah yang kini mulai dilirik seperti dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan juga dari Papua.
"Tentunya kita akan selalu berkolaborasi dengan para pegiat olahraga di provinsi untuk menggali potensi dan kita juga akan fokus dalam membina mereka dalam SKODI (Sekolah Olahraga Disabilitas) yang ada di beberapa provinsi," katanya.
Saat ditanya soal infrastruktur cabang olahraga untuk difabel seperti apa, Luhur mengatakan, hal ini, akan dimaksimalkan dalam SKODI yang ada di daerah-daerah.
"Tentunya kita akan terus membangun prasarana di berbagai daerah melalui tentunya SKODI-SKODI tersebut akan kita kembangkan dan juga beberapa daerah fokus akan kita kembangkan infrastrukturnya," katanya.