Jumat 24 Jan 2025 15:27 WIB

Diguyur Hujan, Banjir Rendam 16 Desa di Cirebon

Banjir membuat 3.280 kepala keluarga (KK) atau 5.685 jiwa yang terdampak.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Banjir menggenangi jalur pantura di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jumat (24/1/2025).
Foto: Dok Republika
Banjir menggenangi jalur pantura di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jumat (24/1/2025).

REJABAR.CO.ID,  CIREBON -- Bencana banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Cirebon. Kali ini, banjir merendam 16 desa yang tersebar di tujuh kecamatan di wilayah Cirebon timur. Banjir itu mulai menggenangi jalanan dan permukiman warga pada Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 19.00 WIB, dengan ketinggian bervariasi antara 10-70 centimeter. Hingga Jumat (24/1/2025) pagi, banjir masih menggenang.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan durasi waktu yang lama. Tak hanya di Kabupaten Cirebon, guyuran hujan juga terjadi di wilayah hulu, yakni Kabupaten Kuningan.

Baca Juga

"Hal itu menyebabkan meluapnya beberapa sungai, yakni Sungai Ciputih (wilayah Lemahabang), sungai Singaraja (wilayah Astanajapura) dan sungai Ciberes (wilayah Waled)," ujar Deni, Jumat (24/1/2025). 

Deni mengatakan, desa-desa yang dilanda banjir itu, yakni Desa Buntet, Japurabakti, Japurakidul, Mertapada dan Astanajapura, yang terletak di Kecamatan Astanajapura. Selain itu, Desa Cipeujeuh Wetan dan Tuk Karangsuwung, di Kecamatan Lemahabang. Adapula Desa Ciuyah, Mekarsari dan Gunungsari di Kecamatan Waled.

Banjir juga dilaporkan melanda Desa Cilengkrang Girang di Kecamatan Pasaleman, Desa Jatipiring di Kecamatan Karangwareng, Desa Babakan Losari Lor di Kecamatan Pabedilan, serta Desa Astanamukti, Japura Lor dan Pangarengan di Kecamatan Pangenan.

Deni mengungkapkan, banjir membuat 3.280 kepala keluarga (KK) atau 5.685 jiwa yang terdampak. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa ataupun warga yang mengungsi. "Kondisi saat ini berangsur membaik, tinggi muka air sudah mulai turun," katanya. 

Deni menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. BPBD pun merekomendasikan agar dilakukannya normalisasi sungai dan rehabilitasi di daerah aliran sungai (DAS) untuk mencegah terulangnya banjir. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement