Rabu 04 Jun 2025 09:17 WIB

Lemhannas Ungkap Gangguan Kesehatan Mental Picu Konflik Sosial

Sebanyak 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Lemhannas Ace Hasan Sadzily saat memberikan kuliah umum di acara milad Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba)
Foto: Dok Republika
Gubernur Lemhannas Ace Hasan Sadzily saat memberikan kuliah umum di acara milad Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba)

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Gubernur Lemhannas Ace Hasan Sadzily mengungkapkan gangguan kesehatan mental di masyarakat mulai dari stres berkepanjangan, kecemasan kronis hingga depresi massal dapat melemahkan produktivitas bangsa. Selain itu, melemahkan kualitas SDM, memicu konflik sosial, dan membuka ruang bagi penyebaran ideologi-ideologi destruktif dan mengancam keutuhan NKRI.

"Gangguan mental secara luas dapat berimplikasi terhadap ketahanan nasional yang rapuh," ujar Ace saat memberikan kuliah umum di acara milad Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba), Rabu (3/6/2025).

Baca Juga

Dengan situasi tersebut, kata dia, negara harus memastikan warga sehat secara mental. Tidak hanya terkait urusan pelayanan kesehatan akan tetapi berkorelasi dengan urusan strategis bangsa ke depan.

Ia menyebut kesehatan mental merupakan fondasi atau pilar ketahanan nasional. Oleh karena itu, diperlukan kajian yang jujur mengenai realitas kesehatan mental bangsa Indonesia saat ini.

"Saya mendapatkan laporan tentang riset kesehatan dasar tahun 2018, hasil riset menunjukkan bahwa, prevalensi gangguan mental emosional rentang usia 15 tahun ke atas 9,58 persen," kata dia.

Dengan kondisi itu, kata dia, satu orang dari 10 orang Indonesia mengalami gangguan psikologis signifikan, dari kecemasan hingga depresi. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti schizophrenia, meningkat di beberapa provinsi.

Menurutnya, berdasarkan survei nasional yang dilakukan oleh Indonesia Adult Mental Survei tahun 2022 menyatakan, sebanyak 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental. Ace menyebut ketika kesehatan mental masyarakat terganggu, maka bangsa kehilangan fondasi utama ketahanan nasional.

Oleh karena itu, penguatan ekosistem kesehatan mental harus menjadi agenda nasional. Selain itu, dibutuhkan kerja sama antar lembaga, sinergi antar negara, kerja sama akademisi, komunitas, dan swasta untuk membangun sistem pendukung kesehatan mental yang lebih inklusif.

"Gangguan kesehatan mental menjadi salah satu penyebab utama penurunan kualitas hidup, sekaligus beban ekonomi nasional akibat produktivitas menurun," kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement