Selasa 07 Mar 2023 20:16 WIB

Antisipasi Flu Burung, Disnakkan Ciamis Imbau Peternak Vaksinasi Unggas

Peternak di Ciamis juga diingatkan pentingnya biosekuriti.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Petugas melakukan disinfeksi di peternakan ayam wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sebagian bagian dari penerapan biosekuriti untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk flu burung.
Foto: Dok. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Petugas melakukan disinfeksi di peternakan ayam wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sebagian bagian dari penerapan biosekuriti untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk flu burung.

REJABAR.CO.ID, CIAMIS — Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Ciamis mengimbau peternak untuk kembali melakukan vaksinasi unggas. Upaya tersebut menjadi bagian dari pencegahan penyebaran penyakit flu burung (avian influenza/AI).

Meskipun belum ada laporan kasus flu burung di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Disnakkan menekankan soal kewaspadaan potensi penyebarannya. 

Baca Juga

“Kami juga mengimbau lagi peternak melakukan vaksinasi kepada unggasnya, meski rata-rata peternak ayam petelur sudah melakukan itu,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Ikan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan dan Perikanan Disnakkan Kabupaten Ciamis, Asri Kurnia, saat dihubungi Republika, Selasa (7/3/2023).

Menurut Asri, pada dasarnya setiap unggas memiliki potensi tertular flu burung. Namun, jenis ayam petelur, ayam buras, dan bebek, kata dia, memiliki potensi tertular lebih tinggi karena masa pemeliharaannya lebih panjang, yaitu mencapai sekitar dua tahun. 

Sementara ayam pedaging (broiler) potensi tertularnya dinilai lebih rendah karena masa pemeliharaanya hanya sekitar tiga bulan. Namun, Asri meminta semua peternak tetap waspada akan potensi penyebaran virus flu burung.

Sebagai bentuk kewaspadaan, Asri mengingatkan lagi peternak soal penerapan biosekuriti. Ia menilai, selama ini para peternak di Ciamis rutin melakukan biosekuriti. Namun, lantaran saat ini ada peningkatan kewaspadaan penyebaran flu burung, para peternak diminta meningkatkan upaya biosekuriti.

“Proses biosekuriti itu kan untuk meminimalisasi kontak virus dengan makhluk hidup, baik unggas maupun manusia. Sebab, flu burung merupakan penyakit zoonosis,” kata Asri.

Asri menjelaskan, setidaknya ada tiga implementasi biosekuriti. Salah satunya melakukan pembersihan kandang unggas secara rutin. Kemudian melakukan proses disinfeksi.

Untuk mendukung upaya disinfeksi, Asri mengatakan, Disnakkan Kabupaten Ciamis mulai memberikan disinfektan kepada peternak. Selain itu, timnya Disnakkan juga melakukan penyemprotan dengan target tempat berisiko tinggi.

Ihwal biosekuriti, menurut Asri, kontrol pergerakan juga penting. Menurut dia, aktivitas masuk dan keluar kandang ternak mesti dibatasi, baik itu unggas maupun manusia.

Ia mengatakan, aktivitas masuk dan keluar barang ke dalam kandang juga mesti diperketat untuk meminimalkan potensi penyebaran virus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement