REJABAR.CO.ID, TASIKMALAYA — Longsor skala kecil dilaporkan masih terjadi di bagian dinding kawah Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Meski demikian, lokasi longsor itu jauh dari permukiman penduduk.
Longsor di dinding kawah Gunung Galunggung, yang masuk wilayah Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, awalnya dilaporkan terjadi pada Ahad (12/3/2023) dini hari.
Menurut Ketua Pos Pantau Gunung Galunggung, Gradita Trihadi, longsor itu tidak terkait aktivitas vulkanis. Hingga kini, kata dia, aktivitas gunung tidak mengalami peningkatan. Status Gunung Galunggung pun masih berada di level 1 atau normal.
Gradita menyebut longsor dipicu curah hujan tinggi di daerah kawah. “Ditambah dengan jalur air dari kawah purba di atas. Jadilah longsoran,” kata dia kepada Republika, Senin (13/3/2023).
Menurut Gradita, saat ini material yang berada di atas sumber longsoran masih ada yang menumpuk. Dengan kondisi tersebut, longsor dinilai masih berpotensi terjadi.
Berdasarkan pantauan yang dilakukan pada Senin siang, longsor masih terjadi. Namun, skalanya dilaporkan lebih kecil dibandingkan kejadian pada Ahad dini hari.
Gradita mengatakan, lokasi longsor di dinding kawah Gunung Galunggung itu jauh dari permukiman. “Jadi, relatif masih aman, selama material longsoran masih tertahan di kawah Gunung Galunggung,” ujar Gradita.
Menurut Gradita, pihaknya telah memberikan rekomendasi agar masyarakat atau wisatawan tidak turun ke kawah Gunung Galunggung.
Masyarakat dan pengunjung juga tidak diperbolehkan untuk bermalam dan tidak turun ke dalam danau kawah pada saat mendung atau hujan. “Itu sebenarnya sudah ada rekomendasi sejak 2017. Namun, kami ingatkan lagi,” kata dia.