REJABAR.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ratusan pedagang kaki (PKL) kembali berjualan di Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, pada Selasa (21/3/2023). Para PKL itu berjualan di sisi kiri dan kanan sepanjang jalur pedestrian.
Berdasarkan pantauan Republika, para PKL itu ada yang berjualan di depan toko yang berada di kawasan itu dengan menggelar terpal. Sebagian lainnya berjualan di jalur pedestrian dengan menggunakan tenda berukuran masing-masing sekitar dua meter kali dua meter dengan warna seragam.
Mayoritas PKL yang berjualan di Jalan Cihideung saat ini menjajaki pakaian. Namun, beberapa di antaranya juga ada yang berjualan makanan dan berbagai barang lainnya.
Salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, para PKL telah kembali berjualan di Jalan Cihideung sejak Senin (21/3/2023). Meskipun belum ada keputusan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, mereka tetap memaksakan diri untuk berjualan di kawasan itu.
"Kami memaksakan diri untuk mencari nafkah. Apalagi sekarang mau Ramadhan, Lebaran," kata dia saat ditemui Republika, Selasa (21/3/2023) sore.
Dia mengatakan, para PKL sudah menantikan direalisasikannya janji Pemkot Tasikmalaya sebelum penataan Jalan Cihideung dilakukan. Para PKL dijanjikan tak akan direlokasi usai penataan dilakukan. Namun, sudah berbulan-bulan penataan Jalan Cihideung dilakukan, Pemkot Tasikmalaya tak kunjung mengembalikan para PKL ke kawasan itu.
Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan karang taruna lingkungan setempat untuk kembali berjualan di Jalan Cihideung. Ia mengeklaim, warga setempat pun telah setuju dengan keberadaan para PKL asal tetap menjaga kebersihan.
Dia mengatakan, total PKL yang berjualan saat ini adalah 231 unit. Angka itu sesuai dengan hasil koordinasi dengan Pemkot Tasikmalaya sebelumnya.
Sejauh ini, para PKL di tempat itu berjualan pada siang hari, tepatnya sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Setelah itu, para PKL membersihkan barang dagangan dan menyimpannya di tempat lain, sehingga kondisi Jalan Cihideung akan tetap rapi.
"Setelah memaksakan diri, alhamdulillah omzet meningkat. Kemarin mah di Pasar Wetan sepi. Balik ke sini, omzet bisa sampai tujuh kali lipat," ujar dia.
Kata dia, para pedagang akan berkomitmen untuk menjaga kebersihan di kawasan itu. Sebab, para pedagang juga tidak ingin imej Jalan Cihideung kembali kumuh.
Berdasarkan catatan Republika, para PKL di Jalan Cihideung terpaksa harus dipindahkan sementara ketika Pemkot Tasikmalaya memulai pekerjaan penataan trotoar di ruas jalan itu mulai pertengahan tahun lalu. Para PKL itu dijanjikan bisa kembali apabila penataan Jalan Cihideung telah rampung. Namun, usai pekerjaan penataan rampung pada Oktober 2022, para PKL tak kunjung bisa kembali berjualan di kawasan itu.
Salah seorang pengunjung Jalan Cihideung, Irfan (34 tahun) mengatakan, kembalinya para PKL kawasan itu sedikit mengganggu nilai estetika. Sebab, keneradaan banyak PKL membuat jalan itu kembali kurang tertib.
"Menurut saya jadi kurang tertib lagi. Mungkin suasana buat foto dan nongkrong juga jadi tidak nyaman," kata dia.
Dia tidak menolak keberadaan para PKL di Jalan Cihideung. Namun, keberadaan para PKL harus ditata agar lebih tertib lagi. Sementara kondisi saat ini, setelah para PKL kembali, suasana menjadi semrawut. Bahkan, pejalan kaki dinilai sulit untuk melintas karena terlalu banyak PKL.
"Kalau penjual bisa ditata, mungkin lebih enak. Kalau sekarang terlalu banyak jadi kurang nyaman. Intinya mah tidak apa, asal jangan terlalu banyak," kata Irfan.