REJABAR.CO.ID, BOGOR — Tahapan pembangunan kembali Jembatan Otista di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, sudah mulai berjalan. Rencananya jembatan tersebut akan dibuat lebih lebar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina menjelaskan, Jembatan Otista yang ada selama ini lebarnya 15 meter, dengan trotoar di kanan-kirinya. Menurut dia, nantinya lebar jembatan ditambah.
“Nah, jembatan baru nanti akan jadi 22 meter, dengan empat lajur. Ada lajur sepeda, kemudian dikondisikan ada jalur trem,” kata Rena, Selasa (9/5/2023).
Rena mengatakan, Jembatan Otista juga akan dibuat lebih panjang. Dari semula 34 meter menjadi sekitar 50 meter. Menurut dia, perubahan panjang jembatan itu merupakan rekomendasi dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Hal itu terkait penyempitan badan sungai di bawah jembatan.
“Saran dari BBWSCC supaya ‘diplongkan’, jadi penampang sungainya kita keruk lagi supaya aliran sungainya lurus. Makanya ada penambahan jalan sampai 15 meter,” ujar Rena.
Jembatan Otista disebut menjadi salah satu titik kemacetan di Kota Bogor karena terjadi bottleneck sejak diberlakukan sistem satu arah (SSA). Di jembatan itu kerap terjadi kemacetan panjang.
Menurut Rena, pembongkaran dan pembangunan kembali Jembatan Otista ini juga sebagai bentuk persiapan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk menyambut wacana soal moda transportasi trem atau sistem kereta api di dalam kota.
Ia menyebut perlu dilakukan penyesuaian mengingat jembatan tersebut sudah berumur puluhan tahun dan beberapa kali mengalami revitalisasi.
“Kenapa kita tidak menambah jembatan untuk memperlebar? Kenapa harus dirobohkan? Nah, ketika jembatan itu kita paksakan untuk trem, itu enggak akan bisa. Trem bobotnya 12-13 ton, itu enggak mampu,” kata Rena.
Karena itu, Rena mengatakan, diputuskan untuk dilakukan pembongkaran dan pembangunan kembali Jembatan Otista.
“Umur jembatan juga sudah semakin tua, 40 tahun. Nah, kita kan mengadakan pembongkaran ini berharap memperpanjang umur jembatan sampai seratus tahun, dengan kondisi perencanaan ke depan jalur transportasi trem bisa diakomodasi,” ujar Rena.