REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- SMAN 21 Bandung mengakui, telah teledor melakukan transfer dana study tour ke Yogyakarta sebesar Rp 358.750.000 pada rekening pribadi tour leader berinisial ICL yang membawa kabur uang tersebut. Sedangkan dana Rp 10 juta ditransfer ke perusahaan travel untuk uang muka atau down payment (dp). Akibatnya, study tour yang direncanakan akan berangkat pada hari Rabu (24/5/2023) kemarin hingga Jumat (26/5/2023) batal.
"Memang adalah keteledoran dari pihak kita, itu jadi pertanyaan saya karena di MoU sudah tertera (transfer ke perusahaan). Kenapa (transfer) sampai ke tour leadernya," kata Kepala SMAN 21 Bandung Dani Wardani, saat ditemui Kamis (25/5/2023).
Dia menuturkan, kegiatan study tour ke Yogyakarta merupakan kegiatan belajar di luar kelas. Hasil dari kegiatan study tour akan menjadi bahan untuk membuat karya tulus.
Dani membantah jika study tour bersifat wajib. Sebab yang wajib adalah belajar di luar kelas.
"SMAN 21 ada satu program belajar di luar kelas dan nantinya hasil dari belajar di luar kelas jadi karya tulis. Belajar di luar kelas tidak harus di tempat jauh kemudian ada yang mis, studi tur wajib yang wajib belajar di luar kelas. Tahun ini jatuh ke Yogya dan ke Kampung Naga," katanya.
Sebelum tahun 2020, dia mengaku, sekolah sudah rutin bekerja sama dengan travel Grand Traveling Indonesia. Di bulan Februari, Dani mengatakan, travel memberangkatkan kelas 12 ke Yogyakarta dan berjalan lancar.
"Kemudian bulan ini menggunakan travel yang sama, MoU dibuat kemudian di MoU ada salah satunya kita mentransfer ke rekening perusahaan. Itu dilakukan memberikan Dp Rp 10 juta ke rekening perusahaan," katanya.
Dia mengatakan, kepanitiaan study tour sendiri dipegang oleh wakil kepala sekolah kesiswaan. Sejumlah persiapan dilakukan termasuk siswa yang hanya mampu membayar sebagian disubsidi menggunakan dana dari program siswa peduli lingkungan agar dapat mengikuti study tour.
Jelang keberangkatan, dia mendapati, jika keberangkatan ke Yogyakarta ditunda. Sebab, dana study tour dibawa kabur tour leader berinisial ICL. Serta diketahui bahwa dana yang disiapkan tidak ditransfer ke perusahaan. Namun, ke rekening pribadi ICL.
Total dana study tour yang sudah ditransfer ke rekening tour leader dan perusahaan travel mencapai Rp 368.750.000. "Ketua panitia nelepon nangis dan dilanjutkan bendahara panitia bahwa uang siswa itu dibawa kabur," katanya.