REJABAR.CO.ID, CIANJUR — Bupati Cianjur Herman Suherman mengimbau para nelayan dan pembudi daya udang galah untuk tidak menjual benur. Pasalnya, harga benur disebut lebih rendah dibandingkan ketika menjual udang galah yang ukurannya besar.
Imbauan itu disampaikan Bupati khususnya kepada nelayan dan pembudi daya udang galah di wilayah Kecamatan Cidaun. “Benih yang mereka budi dayakan memiliki nilai jual tinggi setelah ukurannya besar atau ukuran ekonomi. Jangan sampai pembudi daya menjual benur yang harganya masih di bawah pasaran sehingga akan merugi,” kata Bupati, Jumat (14/7/2023).
Bupati mengharapkan para nelayan atau pembudi daya dapat bersabar untuk mengembangkan udang galah untuk kemudian menjualnya. Udang galah yang ukurannya memadai disebut harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram.
“Kualitas tentunya akan memiliki harga, termasuk upaya mereka menjadi pembudi daya membutuhkan kesabaran dan waktu agar mendapat keuntungan yang lebih. Saya meminta mereka tidak menjual benur, tapi menjual udang,” kata Bupati.
Menurut Bupati, pemerintah daerah melalui dinas terkait berupaya memberikan pembinaan dan pelatihan bagi para nelayan dan keluarga di pesisir selatan Cianjur untuk pengolahan hasil laut, termasuk budi daya.
Salah satu nelayan di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Dudung (34 tahun), mengaku memilih menjual benur, meskipun hasilnya tak begitu besar.
“Untuk dibudidayakan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, sehingga kami memilih tetap menjual benur, meski hanya cukup menutupi kebutuhan dapur sehari dua hari,” ujar Dudung.
Nelayan berharap pemerintah tidak hanya memberikan pembinaan dan pelatihan, tapi juga bantuan modal untuk budi daya hasil tangkapan. Dengan kegiatan budi daya ini, diharapkan nelayan tetap memiliki penghasilan ketika kondisi cuaca ekstrem atau masa paceklik ikan di laut.