Rabu 19 Jul 2023 12:19 WIB

Sambut Tahun Baru Islam, Ada Tradisi Sepak Bola Api di Bandung

Permainan sepak bola api ini disebut untuk menguatkan silaturahim warga.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
Tradisi permainan sepak bola api digelar masyarakat di Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriyah, Selasa (18/7/2023) malam.
Foto: Dok Republika
Tradisi permainan sepak bola api digelar masyarakat di Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriyah, Selasa (18/7/2023) malam.

REJABAR.CO.ID, BANDUNG — Sejumlah warga memainkan sepak bola api pada Selasa (18/7/2023) malam di kawasan RW 11 Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Permainan ini sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar dalam menyambut tahun baru Islam.

Ibarat futsal, dalam permainan itu setiap tim beranggotakan lima orang. Bedanya bola yang digunakan ini berapi. Mereka memainkan sepak bola api dalam dua babak, dengan durasi masing-masing lima menit.

Menurut Ketua DKM Masjid Safinatussalam, Abdurrahman El Fikri, permainan sepak bola api itu sudah turun-temurun dilakukan dalam menyambut tahun baru Islam. Namun, kata dia, selama tiga tahun ke belakang tradisi itu sempat berhenti karena kondisi pandemi Covid-19.

Permainan sepak bola api akhirnya bisa digelar kembali dalam menyambut 1 Muharram 1445 Hijriyah. Sepak bola api ini disebut menjadi salah satu cara untuk menjalin silaturahim masyarakat.

“Tujuannya tidak muluk-muluk, supaya kita merekatkan persaudaraan di perayaan tahun baru Islam,” ujar Abdurrahman, Rabu (19/7/2023).

 

photo
Tradisi permainan sepak bola api digelar masyarakat di Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriyah, Selasa (18/7/2023) malam. - (Dok Republika)

 

Berbagai kalangan masyarakat terlibat dalam kegiatan sepak bola api itu. Karenanya, kata Abdurrahman, diharapkan dapat terjalin kebersamaan dan kekeluargaan. Abdurrahman berharap kebersamaan masyarakat terus terjaga.

Selain itu, menurut Abdurrahman, ini juga menjadi cara lain untuk mengajak masyarakat meramaikan masjid dan nantinya sholat berjamaah di masjid.

“Ini jalan dakwah. Kita tidak selalu di mimbar. Kita dengan cara ini merangkul agar jamaah dapat bergabung,” ujar Abdurrahman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement