REJABAR.CO.ID, CIANJUR — Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melaporkan masih ada tiga SMP yang menggelar kegiatan belajar mengajar di tenda. Pasalnya, pembangunan sekolah yang terdampak bencana gempa itu belum rampung.
Kepala Bidang SMP Disdikpora Kabupaten Cianjur Helmi Halimudin menjelaskan, ada 30 SMP yang rusak terdampak gempa pada November 2022. Menurut dia, 26 di antaranya sudah dibangun dan tinggal menunggu penyerahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sambil menunggu penyerahan resmi dari Kementerian PUPR, ruang kelas di 26 SMP itu sudah bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Sementara pembangunan tiga SMP lainnya masih berjalan sehingga siswa masih belajar di tenda. “SMPN 1 Cugenang, SMPN 3 Cianjur, dan SMPN 5 Cianjur yang masih dalam proses pembangunan, sehingga sekitar seribu siswa masih belajar dalam tenda. Untuk sekolah lainnya sudah tuntas, tinggal menunggu serah terima dari Kementerian PUPR,” kata Helmi, Senin (4/9/2023).
Helmi mengatakan, dinasnya mengarahkan kepala sekolah tiga SMP itu untuk meminta Kementerian PUPR mendahulukan penyelesaian pembangunan minimal sepuluh ruang kelas.
“Kami dari dinas juga meminta pihak pelaksana pembangunan menuntaskan ruang kelas terlebih dahulu agar tidak ada lagi siswa yang belajar di dalam tenda. Dengan harapan dua bulan ke depan pembangunan sekolah yang rusak akibat gempa tuntas seluruhnya,” kata Helmi.
Menurut Helmi, untuk pembangunan ruangan lainnya, seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, laboratorium, dan tata usaha, bisa dikerjakan setelah seluruh ruang kelas yang dibutuhkan dituntaskan. Namun, kata dia, dinasnya hanya bisa meminta kepada pelaksana pembangunan.
“Kalau pembangunan kelas beres, anak didik tidak akan terganggu dan dapat menjalani proses belajar mengajar dengan tenang. Nanti tinggal dibereskan bangunan penunjang lainnya karena sebentar lagi masuk musim hujan. Kasihan kalau mereka masih di tenda,” ujar Helmi.