REJABAR.CO.ID, BANDUNG — Selepas dilantik sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey Triadi Machmudin langsung dihadapkan pada persoalan yang tengah terjadi, yaitu penanganan kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Kebakaran di area TPA di Kabupaten Bandung Barat itu berdampak terhadap pengangkutan sampah di wilayah Bandung Raya.
Ditanya soal penanganan masalah di TPA Sarimukti, Bey mengaku akan mendengarkan terlebih dahulu dari dinas terkait. “Ya nanti saya akan dengarkan dulu dari dinas-dinas bagaimana solusinya. Ada beberapa mungkin ya,” kata dia di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Selasa (5/9/2023).
Bey juga kemungkinan akan meninjau langsung perkembangan penanganan TPA Sarimukti di lapangan. “Insyaallah, tentunya harus ditinjau, enggak bisa hanya dengan kita dengarkan saja. Insyaallah, akan ditinjau,” ujar Bey.
Kebakaran di area TPA Sarimukti dilaporkan terjadi sejak Sabtu (19/8/2023). Upaya pemadaman api terus berjalan hingga kini. Imbas kebakaran, TPA Sarimukti ditutup sementara untuk menampung sampah dari sejumlah kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya.
Pada Jumat (1/9/2023), TPA darurat dengan luas sekitar dua hektare dibuka di Sarimukti untuk menampung sampah, dengan pemberlakuan kuota bagi masing-masing daerah di Bandung Raya.
Koordinator Pengelola TPA Sarimukti, Riswanto mengatakan, kuota sampah dari Kota Bandung dibatasi 4,7 ton, Kabupaten Bandung 1,8 ton, Kota Cimahi 600 kilogram, dan Kabupaten Bandung Barat 1,5 ton. “Total kuota 1 sampai 11 September 8,6 ton,” kata dia.
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna berharap Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin dapat segera mendorong penuntasan permasalahan sampah akibat kebakaran di TPA Sarimukti. “Itu jadi atensi buat Pak Pj Gubernur, supaya darurat sampah di kawasan Bandung Raya ini cepat selesai,” kata Ema, Selasa.
Ema mengatakan, ritase pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti masih belum ideal dalam kondisi darurat ini. Dari 241 ritase dalam kondisi normal, kata dia, saat ini hanya sekitar 120 ritase. “Artinya masih banyak (sampah) yang tertahan,” kata Ema.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan berbagai upaya untuk mengurangi tumpukan sampah. Seperti membuat lubang untuk menampung sampah organik dan daun.