REJABAR.CO.ID, JAKARTA -- Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri bersama Lembaga Dakwah Islam Indonesia melakukan pertemuan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan yang dilakukan pada Rabu (13/9) itu Kepala Baintelkam Polri, Komjen Suntana menerima masukan LDII, untuk memperkuat Kamtibmas pada tahun-tahun politik.
Dalam kesempatan itu, Komjen Suntana tidak memungkiri bahwa pesta demokrasi berpotensi menimbulkan polarisasi. Apalagi jika tidak dikelola dengan tepat dan terukur, bisa menimbulkan konflik. Karena itu dia mengajak seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan terpolarisasi. Ia juga mengingatkan di tahun politik, muncul pula aktor-aktor yang mengadu domba, menyebarkan berita bohong, fitnah dan provokasi yang memecah-belah masyarakat.
“Kami melaksanakan upaya preventif dan penegakan hukum. Kami ajak masyarakat menyikapi masalah sosial yang ada dengan tindakan yang baik," ujar Komjen Suntana dalam keterangannya, Kamis (14/9).
Suntana mengutip, Surat Al Ashr ayat 3, “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”. Kata dia, ayat tersebut menjadi pijakannya, dalam menyelesaikan permasalahan Kamtibmas pada tahun politik dengan tetap memperhatikan ketenangan dalam masyarakat,
Kemudian Suntana mengajak LDII berpartisipasi menjaga kebajikan dan mengajak kebaikan pada masyarakat yang lain. Menurutnya, kelompok masyarakat yang mengadakan kegiatan harus mematuhi peraturan yang berlaku. Mereka harus memberitahukan acara mereka dan mengantongi izin.
"Bila acara tersebut berpotensi memecah belah bangsa, dalam situasi tertentu polisi bisa membubarkan kegiatan," ungkapnya.
Menggapai ajakan Baintelkam Polri itu Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso pun menggencarkan edukasi untuk meningkatkan literasi digital warga LDII. Pihaknya terus menginformasikan kegiatan yang positif kepada masyarakat. Pihaknya juga terus berkoordinasi terkait keamanan dan ketertiban dengan Polri.
“Yang jelas LDII berkepentingan untuk menjaga agar negeri ini tetap diberikan keamanan, keselamatan, kelancaran, dan kebarokahan,” kata Chriswanto.
Di tahun politik, Chriswanto berharap, masyarakat tidak terbawa oleh post truth atau kebenaran baru. Artinya, kebenaran yang belum tentu itu merupakan kebenaran hakiki yang seringkali dibuat karena faktor framing.
Pihaknya juga mencoba menyampaikan informasi yang edukatif melalui Rakernas LDII dan bisa merumuskan kontribusi LDII terhadap bangsa. “Sehingga negara ini betul-betul menghadapi Pemilu 2024 dengan damai dan berhasil,” kata Chriswanto.