REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Banjir menjadi persoalan menahun yang tak kunjung selesai di Kota Bandung. Meski begitu, Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengaku, belum menentukan upaya antisipasi dan solusi penanggulangan banjir.
Mantan Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat ini mengatakan, persoalan banjir sejatinya merupakan fenomena yang lumrah terjadi dan sudah terpetakan masalah hingga solusinya.
"Saya belum tau (solusi dan upaya antisipasi banjir), nanti ya. Tapi, kalau dilihat dari master plan yang pernah saya lihat dari balai Citarum, ini sudah masif ya pengurangan titik banjir. Walaupun tidak menyelesaikan, tapi bisa mengurangi volume dan intensitas genangan air. Dan ini bisa untuk mitigasi dan cegah banjirnya," kata Bambang di Balai Kota Bandung Jumat (22/9/2023).
Persoalan banjir, kata dia, juga tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Namun, juga melalui koordinasi dan sinergi antar lintas wilayah administrasi.
Menurutnya, kunci untuk mengatasi persoalan lintas wilayah ini adalah sinergi dan upaya bersama dari seluruh pihak untuk menyelesaikan dan mencegah terjadinya banjir.
"Saya sudah dari jauh-jauh hari (sebelum menjabat sebagai Pj) berkomunikasi dengan teman-teman Kabupaten Bandung, Bekasi dan Bandung, termasuk lintas wilayah administrasi. Kita lakukan antisipasi menjelang musim penghujan. Mudah-mudahan ini bisa kita mitigasi," ucap Bambang.
Dia juga meyakini bahwa Kota Bandung telah memiliki peta titik-titik banjir, begitu juga identifikasi masalah dan penyebab terjadinya banjir di masing-masing wilayah. Solusi penanganan, kata Bambang, sejatinya juga sudah ada. Tinggal bagaimana upaya untuk mewujudkan dan menyukseskan solusi tersebut, imbuhnya.
"Jadi lagi-lagi, kuncinya adalah kita harus bersama-sama untuk bisa menyelesaikan dan mencegah terjadinya banjir," tegasnya.
Perlu diketahui, di sela-sela tinjauan Pj Gubernur Jabar Bey Machmuddin ke TPS Taman Cibeunying pada Kamis (21/9/2023) kemarin, Bey menagih janji Bambang untuk dapat menyelesaikan persoalan sampah sebelum intensitas curah hujan meningkat.
"November awal diperkirakan puncak musim penghujan, makanya sampah harus diselesaikan dulu karena kalau hujan lalu banjir kan kasian masyarakat. Makanya, harus segera selesai," tegasnya saat ditemui di TPS Taman Cibeunying, Kamis (21/9/2023).
Sebelumnya, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi menyebut, wilayah selatan Kota Bandung sebagai daerah krisis banjir, merujuk pada rendahnya kontur tanah, berlebihnya kapasitas saluran-saluran air di hilir, dan diperburuk dengan banyaknya penyempitan aliran air (bottle neck). Kondisi ini, sambung Didi, meningkatkan potensi terjadinya banjir di wilayah tersebut.
"Iya, ini termasuk kritis, karena wilayah selatan memang lebih rendah datarannya, dan tinggi potensi banjirnya, banyaknya aliran bottleneck plus kapasitas aliran di hilir nya sudah over capasity juga jadi penyebab. Makanya jadi tersumbat dan akhirnya meluap di hulu," jelas Didi kepada Republika saat ditemui di sela-sela peninjauan banjir di Kelurahan Babakan, Babakan Ciparay, Rabu (7/6/2023).
Didi mengatakan, untuk solusi jangka pendek yang dapat dilakukan dalam waktu dekat adalah dengan membangun kolam retensi dan sumur resapan. Kedua cara itu, kata dia, merupakan upaya yang paling realistis dilakukan jika melihat kondisi wilayah rawan banjir di daerah selatan Kota Bandung.
"Jadi menurut saya konsep resapan dan parkir air itu yang paling realistis untuk percepatan penanganan banjir dalam waktu dekat," imbuhnya.