Selasa 26 Sep 2023 12:35 WIB

Jadi Ketum, Kaesang Dinilai takkan Beri Pengaruh Elektabilitas ke PSI

Akses tanpa batas Kaesang ke Jokowi dapat dimanfaatkan PSI untuk kepentingan politik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Ketum PSI Giring Ganesha dan Grace Natalie wakil ketua dewan pembina DPP PSI tiba di kediaman Jokowi di Solo disambut Kaesang Pangarep dan istrinya Erina Gudono, Sabtu (23/9/2023).
Foto: Republika/Alfian Choir
Ketum PSI Giring Ganesha dan Grace Natalie wakil ketua dewan pembina DPP PSI tiba di kediaman Jokowi di Solo disambut Kaesang Pangarep dan istrinya Erina Gudono, Sabtu (23/9/2023).

REJABAR.CO.ID,  JAKARTA -- Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep resmi ditunjuk sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Namun demikian, kehadiran Kaesang diyakini tidak akan mampu memberi pengaruh signifikan pada elektabilitas PSI di Pemilihan Legislatif mendatang.

"Kaesang dimungkinkan hanya bisa mendapatkan akses logistik dan popularitas Kaesang sekaligus Jokowi, tetapi tidak dengan pengaruh Jokowi dalam hal elektabilitas," ujar Pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah dalam keterangannya, Selasa (26/9/2023).

Hal ini kata Dedi, karena kemapanan Kaesang dalam hal kapasitas masih jauh untuk memimpin partai. Apalagi suami dari Erina Gudono itu tokoh baru yang terjun di politik.

Dedi menilai, PSI saat ini sedang membangun identitas partai yang mengedepankan gimmick dan sensasi politis dibanding menguatkan politik subtansial. Padahal, partai ini sebelumnya dibangun sebagai partai baru dalam melawan hegemoni partai-partai lama.

Dedi pun menilai, keputusan politik PSI ini makin membuat nuansa subtansial partai itu kian luruh. Sebab, hal itu membuat PSI menjadi partai yang tidak memiliki identitas jelas.

"Kondisi ini membuat PSI tidak miliki identitas yang tegas, mereka hanya jadi partai yang jadi bahan tertawaan partai lama," ujarnya

Menurutnya, selama ini, tokoh paling tepat dan satu-satunya yang mempunyai kapasitas kepemimpinan untuk PSI adalah Raja Juli Antoni sebagai interpretasi tokoh muda, intelektual dan punya jaringan cukup kuat.

Namun demikian, Dedi menilai, keputusan PSI mendapuk Kaesang sebagai hal yang cerdik. Hal ini karena akses tanpa batas Kaesang ke Presiden Joko Widodo dapat dimanfaatkan PSI untuk kepentingan politiknya.

"Kaesang adalah putra presiden yang tentu saja punya akses Istana tanpa batas, PSI bisa memanfaatkan itu untuk kepentingan politik. Kedua, Kaesang masih muda, sehingga masih mudah dipengafuhi dan dijanjikan kekuasaan, dengan janji itu dimungkinkan Kaesang akan turut serta membantu PSI, termasuk soal sokongan logistik," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement