REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU -- Air bersih bagi warga Blok Tegal Ampes, Desa Pringgacala, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, selama puluhan tahun menjadi barang mewah yang sulit mereka nikmati. Apalagi di musim kemarau seperti sekarang.
Sumur di blok tersebut selama ini tak pernah bisa digunakan karena rasanya asin dan warnanya keruh kekuningan. Sedangkan layanan air ledeng dari PDAM, belum menjangkau wilayah itu. Warga pun hanya mengandalkan air hujan yang mereka tampung saat musim hujan tiba.
Namun saat kemarau melanda dan air hujan di tampungan habis, warga di blok itu terpaksa mengandalkan air bersih yang dijual oleh pedagang keliling maupun air galon isi ulang. Namun, air itu hanya untuk kebutuhan masak dan minum.
Sedangkan untuk mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian, warga terpaksa mengandalkan air balong (kolam) yang kotor. Air balong itu juga biasa digunakan oleh bebek dan entog peliharaan mereka.
Berdasarkan pantauan Republika, Rabu (4/10/2023), air balong tersebut berwarna hijau keruh kehitaman. Di sekeliling balong itu pun banyak terdapat tumpukan sampah dan tanaman eceng gondok.
‘’Mandinya bareng bebek, entog, di balong. Ya mau bagaimana lagi, langka maning banyu (tidak ada lagi air),’’ ujar seorang warga setempat, Wartinah (62), saat ditemui Republika di Blok Tegal Ampes, Desa Pringgacala.
Wartinah mengatakan, kesulitan memperoleh air bersih sudah dialaminya sejak kanak-kanak. Bahkan sebelum ada balong yang dibuat beberapa tahun terakhir, dia harus mencari rembesan air ke sejumlah lokasi dengan menggali tanah secara manual.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Masduki (65). Dia mengatakan, balong yang kotor itu telah menjadi andalan warga untuk mandi dan mencuci. Sedangkan untuk masak dan minum, dia dan warga lainnya harus membeli air bersih.
Masduki biasa membeli air bersih sebanyak 15 jeriken, yang berkapasitas 20 liter per jeriken, untuk kebutuhan masak keluarganya selama seminggu. Setiap jeriken, harganya Rp 2.500. Sedangkan untuk minum, dia membeli air galon isi ulang.
‘’Di sini sulit air,’’ tutur Masduki.
Kesulitan warga Desa Pringgacala akhirnya diketahui oleh polisi. Melalui program Polri Peduli Lingkungan, Polres Indramayu membuat sumur bor bagi warga. Sumur bor dibuat di titik lokasi yang air tanahnya jernih dan tawar.
Sumur bor yang diberi nama Wicaksana Laghawa itu diresmikan oleh Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar, Rabu (4/10/2023). Peresmian itu juga bersamaan dengan peringatan HUT ke-72 Humas Polri.
Air dari sumur bor itu selanjutnya dialirkan melalui pipa sepanjang 900 meter ke instalasi yang ada di permukiman warga. Dari instalasi itulah, warga di Blok Tegal Ampes kini bisa menikmati air bersih dan jernih.
Sejumlah warga pun langsung mencoba air bersih yang memancar dengan deras dari keran. Mereka terlihat gembira bisa menikmati air bersih, yang selama ini menjadi barang mewah yang sulit diperoleh.
‘’Alhamdulillah, seneng banget,’’ kata Wartinah maupun Masduki.
Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar, mengatakan, sumur bor itu merupakan tonggak sejarah karena baru pertama kali ada di Desa Pringgacala. Dia menyatakan, sangat prihatin dengan kondisi warga yang selama ini kesulitan air bersih.
Untuk itu, selain di Desa Pringgacala, pembuatan sumur bor juga sudah dilakukan di sejumlah desa lainnya. ‘’Sampai saat ini, kita sudah bangun sumur bor di tiga desa,’’ terang Fahri.
Tak hanya itu, lanjut Fahri, pihaknya juga sudah mendistribusikan bantuan 200 ribu liter air bersih. Air bersih itu didistribusikan ke sejumlah desa di Kabupaten Indramayu selama musim kemarau ini.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Indramayu, Ipda Tasim, menambahkan, bantuan itu diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat, khususnya di musim kemarau ini.
‘’Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan mengingatkan pentingnya kepedulian terhadap sesama, terutama dalam hal kebutuhan dasar seperti air bersih,’’ tukas Tasim.