REJABAR.CO.ID, TASIKMALAYA — Layanan penerbangan maskapai Citilink dengan rute Jakarta-Tasikmalaya dan sebaliknya dikabarkan berhenti sejak Sabtu (14/10/2023). Padahal, layanan penerbangan komersial itu baru dibuka pada awal Oktober 2023.
Maskapai Citilink, bekerja sama dengan CV Adirama Mitra Sehati, membuka layanan penerbangan rute Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta-Bandara Wiriadinata, Kota Tasikmalaya, setiap Senin dan Sabtu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Republika, maskapai Citilink tak melayani penerbangan pada jadwal Sabtu (14/10/2023) dan Senin (16/10/2023).
Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menghormati setiap keputusan terkait operasional penerbangan pesawat komersial di Bandara Wiriadinata. Pasalnya, penerbangan itu dapat beroperasi atas dasar kerja sama business to business (B2B) antara maskapai Citilink dan CV Adirama Mitra Sehati, selaku operator penerbangan ke Tasikmalaya.
“Ini kan business to business. Kami menghormati setiap keputusan para pebisnis ataupun pihak Citilink,” kata dia, Rabu (18/10/2023).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Republika, CV Adirama Mitra Sehati dikabarkan mundur dari kerja sama terkait penerbangan pesawat di Kota Tasikmalaya. Republika telah mencoba menghubungi direktur CV AMS via telepon dan pesan WhatsApp, namun belum ada tanggapan.
Cheka mengatakan, merupakan hak dari pengusaha bersangkutan apabila memutuskan untuk mundur. Namun, yang bersangkutan dinilai harus berkoordinasi dengan maskapai Citilink.
Menurut Cheka, Pemkot Tasikmalaya akan berupaya memfasilitasi pihak terkait agar layanan penerbangan komersial di Kota Tasikmalaya bisa kembali beroperasi. “Kita akan terus buka diri bagi setiap pengusaha yang ingin ikut serta dalam bisnis ini. Tugas pemerintah adalah untuk memfasilitasi,” kata dia.
Cheka mengatakan, operator penerbangan komersial di Kota Tasikmalaya tidak harus dilakukan oleh CV Adirama Mitra Sehati. Pemkot Tasikmalaya disebut membuka diri bagi pengusaha lain yang berniat untuk menjadi operator penerbangan itu.
“Siapa saja boleh, tapi saya mendorong pengusaha dari Tasikmalaya untuk ikut serta membangun Tasikmalaya, ikut serta membuka akses ke Tasikmalaya, baik darat dan udara,” ujar Cheka.
Ihwal kemungkinan operasional penerbangan diambil alih oleh Pemkot Tasikmalaya, Cheka menilai, pihaknya belum memiliki kesiapan untuk mencarter pesawat dan sebagainya. Sementara ini, Pemkot Tasikmalaya akan berupaya untuk menjadi fasilitator.
“Sepanjang itu bisa dilakukan oleh swasta, kita akan dorong mereka untuk melakukan itu. Termasuk dengan maskapai lain,” ujar Cheka.