Kamis 16 Nov 2023 15:23 WIB

Tak Terima Pelayanan tak Baik, Keluarga Pasien Laporkan Klinik di Tasikmalaya ke Dinkes

Bayi yang dilahirkan dalam keadaan berat badan lahir ringan itu akhirnya meninggal.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Warga mendatangi Kantor Dinkes Kota Tasikmalaya untuk mengadukan pelayanan salah satu klinik di wilayah Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Kamis (16/11/2023).
Foto: Repulika/Bayu Adji P
Warga mendatangi Kantor Dinkes Kota Tasikmalaya untuk mengadukan pelayanan salah satu klinik di wilayah Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Kamis (16/11/2023).

REJABAR.CO.ID,  TASIKMALAYA -- Keluarga pasien melahirkan di wilayah Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, melaporkan pelayanan sebuah klinik ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Kamis (16/11/2023). Pelayanan di klinik tersebut dinilai tidak memuaskan sehingga menyebabkan penanganan bayi pasien yang baru dilahirkan tak maksimal.

Perwakilan keluarga pasien, Nadia Anastasia (31 tahun), mengatakan, adiknya melakukan proses persalinan di klinik tersebut pada Senin (13/11/2023) malam. Menurut dia, adiknya menjalani proses persalinan secara normal. Namun, bayi yang dilahirkan dalam keadaan berat badan lahir ringan (BBLR), yaitu sekitar 1,5 kilogram. 

"Setelah lahiran, bayi itu ditaruh di inkubator dan diobservasi," kata dia, Kamis (16/11/2023).

Menurut dia, seusai melakukan proses persalinan, para petugas di klinik itu tak ada yang mengurus adiknya. Bahkan, untuk sekadar membersihkan darah sisa persalinan, pihak keluarga yang harus melakukannya.

"Ibunya tidak dibersihkan. Darah saya yang bersihkan," ujar Nadia.

Ihwal kondisi bayi, menurut dia, petugas hanya menaruhnya di inkubator tanpa dilakukan kontrol. Bahkan, sampai berada di inkubator, tak ada satu pun petugas yang melakukan kontrol. Alhasil, pihak keluarga berinisiatif untuk memanggil petugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap kondisi bayi.

Nadia menambahkan, seusai menjalani perawatan selama semalam, pada Selasa (14/11/2023), pasien diperkenankan untuk pulang. Ibu dan bayi dinyatakan sehat untuk kembali ke rumah.

"Padahal bayi berat badan kurang. Kami takut ada apa-apa. Namun, tetap disuruh pulang," kata dia.

Dia menyatakan, saat keluarga dipersilakan pulang pihak klinik tak memberikan berkas apa pun. Bahkan, berkas kuitansi pembayaran proses persalinan juga tidak diberikan. Pihak keluarga hanya disarankan kembali setelah tiga hari untuk melakukan kontrol. 

Sesampainya di rumah, bayi itu terlihat hanya tidur. Hingga pada Selasa sekitar pukul 21.00 WIB, bayi itu tak lagi bergerak.

Nadia mengatakan, pihak keluarga kemudian membawa bayi ke klinik tempat dilahirkan. Setelah diperiksa, bayi berjenis kelamin laki-laki itu dinyatakan sudah meninggal.

"Petugas yang memeriksa bilang meninggal. Tapi setelah meninggal, tidak ada penjelasan lanjutan dari petugas. Mereka langsung menghindar, bahkan klinik langsung ditutup," kata Nadia.

Pihak keluarga yang masih belum menerima mencoba membawa bayi ke rumah sakit lain untuk diperiksa. Namun, bayi itu dinyatakan sudah meninggal dunia. 

"Di rumah sakit lain, petugas di sana juga mempertanyakan kenapa bayi sudah boleh dibawa pulang. Semestinya masih diinkubator," kata dia.

Orang tua bayi tersebut, Erlangga (23), mengaku, istrinya masih sangat terpukul atas kejadian itu. Pasalnya, bayi itu merupakan anak pertama mereka. "Istri saya masih drop sampai sekarang," kata dia.

Usai kejadian itu, pihak keluarga mendatangi klinik tempat persalinan untuk meminta penjelasan pada Rabu (15/11/2023). Namun, pihak klinik tak bisa memberikan penjelasan. Alhasil, pihak keluarga mengamuk di klinik tersebut. 

Menurut Nadia, pihak klinik sudah mendatangi rumah adiknya. Pihak klinik disebut datang untuk meminta maaf dan memberikan amplop berisi uang kepada pihak keluarga. Namun, pihak keluarga tetap ingin kasus itu diusut.

Baru pada Kamis pagi, pihak keluarga mengadukan masalah itu ke Dinkes Kota Tasikmalaya. Namun, hingga Kamis siang, pihak Dinkes Kota Tasikmalaya belum juga menerima laporan tersebut lantaran tak ada petugas yang membidanginya.

Erlangga berharap, kasus itu dapat terungkap sepenuhnya. Dengan begitu, kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. 

"Soalnya banyak yang bilang juga pelayanan di klinik itu kurang baik," kata dia.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengaku, telah menerima informasi terkait masalah itu. Dinkes Kota Tasikmalaya disebut akan menelusuri masalah tersebut lebih lanjut. 

"Kami akan segera klarifikasi masalah itu ke pihak klinik," kata Uus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement