REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Kawanan babi hutan atau istilah Sunda disebut bagong berjumlah tiga ekor menyerbu permukiman warga di Kampung Purabaya, Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (27/11/2023) sore. Kawanan babi tersebut diduga berasal dari Gunung Bendera yang berdekatan dengan permukiman warga.
Kepala Desa Jayamekar Siti Khoiriyah mengatakan kawanan babi hutan yang berjumlah tiga ekor tiba-tiba masuk ke pemukiman warga di RW 06. Satu ekor babi hutan menyeruduk ke dalam warung dan merusak pegangan tangga.
Ia melanjutkan satu ekor babi hutan lainnya merusak gerbang besi milik warga setempat. Sedangkan satu ekor babi hutan masuk ke kawasan pemukiman di RW lainnya.
"Setengah lima sore itu, warung kebetulan saudara ibu di RW 06 di pinggir selokan. Ada bagong masuk nyeruduk ke dalam warung ngerusak pegangan tangga. Di pinggir jalan ada gerbang besi warga rusak," ucap dia saat dihubungi, Kamis (30/11/2023).
Karena terdapat salah seorang warga yang berteriak, ia mengatakan warga setempat berkumpul dan langsung berupaya menangkap babi hutan. Dua ekor babi hutan berhasil ditangkap dan dibunuh karena membahayakan.
Sedangkan satu ekor babi hutan lainnya masuk ke pemukiman di RW lain. Ia mendengar babi hutan tersebut sudah mati. "Yang dua mati (babi hutan) dibawa pemburu," kata dia.
Siti mengatakan kawanan babi hutan masuk ke pemukiman warga diduga karena sebelumnya terdapat pemburu binatang yang hendak menangkap babi hutan. Salah seorang warga melihat para pemburu babi hutan ini membawa anjing pelacak.
Hasil dari keterangan pemburu babi hutan, ia mengatakan terdapat sembilan babi hutan di Gunung Bendera. Tiga babi hutan berhasil ditangkap sedangkan enam lainnya berpencar dan belum diketahui keberadaannya.
"Awalnya kata pemburu sembilan (babi hutan). Kejadian baru pertama dan digiring oleh pemburu gak tahu dari mana. Dengar-dengar Gunung Bendera suka ada babi hutan karena ibu gak ketemu pemburunya," kata dia.
Siti bersyukur tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Ia mengimbau masyarakat untuk waspada sebab enam babi hutan lainnya masih belum diketahui keberadaannya.
"Kita mengimbau ke masyarakat pintu ditutup apalagi suka ada anak kecil, yang enam (babi hutan) belum ketahuan. Dengar-dengar ke perumahan di Desa Padalarang. Masih was-was, takut," kata dia.