REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Perekonomian Jawa Barat (Jabar) berhasil tumbuh 4,94 persen hingga Triwulan III tahun 2023. Jika dilihat berdasarkan struktur dan pertumbuhan ekonomi serta sumber pertumbuhan ekonomi sisi lapangan usaha, industri pengolahan masih memiliki kontribusi tertinggi hingga Triwulan III 2023.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Barat Noneng Komara Nengsih, selama 2023 Jawa Barat mencatatkan nilai ekspor mencapai 3,12 miliar dolar Amerika atau meningkat 2,43 persen jika dibandingkan bulan September 2023. Namun, dibandingkan periode yg sama tahun sebelumnya (Oktober 2022) turun 0,84 persen.
Menurutnya, ekspor Nonmigas Oktober 2023 mencapai 3,07 miliar USD. Secara kumulatif nilai ekspor Jawa Barat Januari-Oktober 2023 mencapai 30,76 miliar dolar Amerika atau mengalami penurunan sebesar -5,54 persen dibanding periode yg sama tahun 2022.
”Tantangan dan kendala yang dihadapi pelaku usaha dalam mengembangkan pasar ekspor utamanya pelaku usaha UMKM antara lain kualitas produk UKM/IKM yang perlu ditingkatkan supaya berdaya saing secara nasional maupun internasional," ujar Noneng, Kamis (14/12/2023).
Selain itu, kuantitas kontinuitas produk berupa kapasitas produksi UKM yang belum memadai dalam memenuhi target pemenuhan kebutuhan buyer selain pemahaman mengenai administrasi ekspor. Untuk itu, Disperindag Jabar berkomitmen untuk terus mendorong pelaku usaha dalam meningkatkan ekspor mereka melalui berbagai program.
"Antara lain fasilitasi kemasan, pembinaan dan pelatihan pelaku usaha, bimbingan teknis dan konsultasi, serta promosi dan misi dagang,” kata Noneng.
Selama 2023 ini, kata dia, Disperindag Jabar telah melakukan berbagai langkah. Yakni, sebagai bentuk implementasi strategi serta kontribusi terhadap ekspor khususnya ekspor nonmigas.
"Kami melakukan promosi dagang melalui pameran dagang nasional maupun internasional, digitalisasi dan networking management,"
Menurutnya, upaya yang dilakukan pihaknya untuk mempromosikan berbagai produk di luar negeri di antaranya juga memperkenalkan para pelaku usaha melalui Perwakilan Dagang yang berada di luar negeri seperti Atase Perdagangan, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) atau Fungsi Ekonomi/Fungsi Perdagangan di KBRI/KJRI.
"Kami pun mengirimkan katalog produk maupun sample produk atau kegiatan Business Matching,” kata Noneng.
Dalam usaha networking management, kata Noneng, penjaringan pelaku usaha dengan memanfaatkan teknologi digital melalui website Indag Foreign Trade Integrated System (INFINITY).
Website, kata dia, dibangun dengan tujuan agar mengintegrasikan segala hal terkait ekspor di Jawa Barat termasuk diantaranya integrasi database pelaku usaha ekspor di Jawa Barat.
Datanya, kata dia, diperoleh dari berbagai stakeholder ekspor di Jawa Barat. Antara lain, dinas sektor teknis di lingkup Provinsi Jawa Barat, dinas di Kabupaten/Kota di Jawa Barat, serta stakeholder lainnya.
“Juga dorongan pemanfaatan Surat Keterangan Asal/Certificate of Origin di wilayah Jawa Barat agar pelaku usaha dapat lebih berdaya saing di pasar internasional," katanya.
Surat Keterangan Asal, kata dia, adalah dokumen penyerta ekspor turunan dari perjanjian dagang internasional yang dapat mengurangi tarif bea masuk barang ketika melakukan ekspor.
Noneng mengatakan, selama tahun 2023 pihaknya terus melakukan strategi dan upaya Disperindag Jabar dalam memperluas pasar ekspor.
Yakni, mengikuti berbagai pameran terbaik di luar negeri di antaranya, pertama Pameran Tokyo International Gift Show (TIGS) pada bulan Februari 2023, dilakukan dalam rangka mempromosikan produk fashion, kerajinan, ekonomi kreatif yang bekerjasama dengan Dekranasda Jawa Barat.
Kedua, kata dia, Pameran Specialty Coffee Expo - Oregon, Portland Amerika Serikat pada bulan April 2023, dilakukan dalam rangka mempromosikan produk kopi unggulan Jawa Barat.
Ketiga, kata dia, Pameran Thaifex Anuga Asia di Thailand (bulan Mei 2023), Seoul Food di Korea Selatan (bulan Juni 2023), dan Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) (bulan September 2023), dilakukan dalam rangka mempromosikan produk makanan dan minuman dari pelaku usaha khusus Petani Milenial Jawa Barat.
"Seperti rendang kaleng, artisan teh, keripik gedebog pisang, keripik jamur, madu, sambal ikan, keripik kulit ayam," katanya.