Kamis 21 Dec 2023 11:22 WIB

Ratusan Pelajar SMA/SMK di Jabar Ikuti STEAM Innovation Festival dan Girls’ Tech Day

Para pelajar ditantang untuk membuat konsep proyek inovatif berbasis STEAM. 

Red: Agus Yulianto
Pelajar di Jabar ikuti AWS Girls Tech Day.
Foto: Istimewa
Pelajar di Jabar ikuti AWS Girls Tech Day.

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG -- Pesatnya pengadopsian teknologi digital di dunia industri, telah mengevolusi berbagai keterampilan penting yang patut dimiliki para pekerja. Untuk memfasilitasi generasi muda mengasah berbagai keterampilan penting masa depan tersebut, Amazon Web Services (AWS) bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI), lembaga nirlaba yang fokus mempersiapkan generasi muda untuk bekerja, mengimplementasikan dua program edukasi STEAM (science, technology, engineering, arts, dan mathematics) yang inovatif. 

Yaitu, STEAM Innovation Festival dan AWS Girls’ Tech Day, bagi lebih dari 700 pelajar di 75 SMA/SMK/MA di Jawa Barat sejak bulan Agustus hingga November 2023 lalu.

Menurut Academic Advisor and Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia, Robert Gardiner, dalam STEAM Innovation Festival, para pelajar ditantang untuk membuat konsep proyek inovatif berbasis STEAM yang dapat mengatasi tantangan dunia nyata. Serta, berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 

Kompetisi ini, kata dia, diharapkan dapat menginspirasi generasi muda mengenai potensi bidang STEAM dalam menghadirkan solusi terhadap berbagai permasalahan masyarakat sekaligus memfasilitasi lahirnya generasi inovator masa depan Indonesia. 

Untuk mendukung proses eksplorasi dan penyusunan ide, kata dia, para pelajar telah memperoleh pelatihan design thinking dan pendampingan teknis bersama sukarelawan AWS dan mentor PJI. Di akhir kompetisi, 15 tim terbaik mempresentasikan dan memamerkan prototipe proyek inovatif mereka di hadapan panel juri.

Sementara AWS Girls’ Tech Day, menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan dan menghubungkan anak perempuan dan perempuan muda dengan bidang STEAM. 

Menurutnya, inisiatif yang dimulai secara global pada tahun 2018 dan di Indonesia pada tahun 2022 ini bertujuan untuk memberikan akses dan kesempatan yang setara terhadap pendidikan STEAM. Sekaligus, menciptakan pemimpin teknologi perempuan masa depan di Indonesia. 

Program ini, kata dia, terdiri dari dua aktivitas utama yang dirancang secara interaktif dan menarik, yaitu sesi bincang inspiratif bersama para pemimpin perempuan di bidang teknologi dan sesi pengembangan proyek menggunakan perangkat robot Quarky dan perangkat lunak pemrograman Pictoblox.

“Generasi muda sangat antusias untuk berpartisipasi secara aktif, bahkan mengambil peran utama dalam mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/12/2023).

Bersama AWS, kata dia, pihaknya menghadirkan kedua program ini untuk memfasilitasi generasi muda dalam mentransformasi aspirasi mereka menjadi sebuah karya nyata yang bermanfaat. Inisiatif ini juga menjadi langkah awal yang penting dan inspiratif bagi para pelajar dalam memahami tren dan potensi teknologi digital, mengeksplorasi ragam keterampilan teknis baru seperti pengkodean dan robotika, serta mengasah berbagai kompetensi nonteknis seperti kolaborasi, pemecahan masalah, dan komunikasi. 

"Kami mendedikasikan kemitraan bersama AWS ini sebagai investasi untuk mewujudkan masa depan dengan pemimpin muda yang bertanggung jawab dan komunitas yang lebih kuat," katanya.

Sementara menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, Dr Iendra Sofyan ST MSi, pihaknya tentun sangat mendukung program-program yang dilakukan oleh AWS InCommunities bersama Prestasi Junior Indonesia. 

"Program ini selaras dengan program-program pembangunan di Jawa Barat, dimana fokus kami adalah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul menyongsong Visi Indonesia Emas di tahun 2045," katanya.

Pada acara puncak STEAM Innovation Festival yang digelar di Bandung, Sabtu (25/11), Tim Gorilla dari SMA Cahaya Rancamaya IBS Bogor dinobatkan sebagai pemenang pertama dengan proyek ide berjudul Surgeon (Sign Language Translation Glove Based on Arduino Nano). 

Ide yang mereka ciptakan ini adalah sebuah alat berbentuk sarung tangan yang dilengkapi dengan sensor gyro, potensiometer, dan algoritma yang dirancang khusus serta berfungsi untuk menerjemahkan bahasa isyarat menjadi bahasa verbal secara real-time. 

Gagasan inovatif ini datang dari kepedulian mereka terhadap banyaknya tantangan yang dihadapi kelompok tunarungu dan tunawicara dalam kehidupan sehari-hari karena faktor keterbatasan komunikasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement