REJABAR.CO.ID, BANDUNG---Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menyebutkan, harga beras mengalami kenaikan. Penyebabnya, produksi menurun akibat belum panen serta faktor kondisi cuaca dan El Nino.
"Untuk beras memang akhir-akhir ini terus naik karena secara produksi menurun, belum masuk panen, kemudian El Nino dan cuaca mempengaruhi sisi produksi," ujar Ketua DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar, Senin (5/2/2024).
Gin Gin mengaku, sempat mendatangi lokasi penggilingan beras dan didapati stok gabah yang kosong. Apabila tersedia, ia mengatakan harga gabah relatif mahal dibandingkan sebelumnya.
"Jadi memang produksi rendah dan kecil, padahal permintaan gede jadi harga naik. Mudah-mudahan dengan kita koordinasi ke pusat menjelang puasa, mudah-mudahan ada penurunan," katanya.
Gin Gin mengatakan harga beras medium berkisar antara Rp 13 ribu hingga Rp 14 per kilogram sedangkan harga beras premium sebesar Rp 16 ribu per kilogram. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) beras medium Rp 10.999 dan beras premium Rp 16 ribu. "Iya (kenaikan Rp 3.000). Tadi aja dari harga gabah naiknya hampir dua per tiga," katanya.
Ia menuturkan produksi yang menurun disebabkan faktor cuaca dan El Nino. Termasuk rencana impor beras yang terhambat. "Stok bulog yang pemerintah pusat akan impor, itu juga agak sedikit terlambat di luar perkiraan. Karena negara produsen ada yang membatasi produksi, bahkan ada yg menghentikan dulu impor seperti India dan beberapa negara," kata dia.
Ia memperkirakan jelang bulan puasa Ramadhan harga sejumlah komoditas akan mengalami kenaikan mencapai 15 persen. Saat ini beberapa komoditas relatif stabil.
"Kota Bandung tergantung dari luar (barang pokok) jadi memastikan bahwa distribusi itu lancar. Kemudian kita berkomunikasi dgn pedagang termasuk agen memastikan cadangan pangan cukup. Secara kuantitas tidak kekurangan. Cuma harganya saja," katanya.