REJABAR.CO.ID, BANDUNG----PT KCIC mengungkapkan penumpang Whoosh Raka yang mengaku ditodong oleh sopir taksi online di area luar Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu berbohong atau menyampaikan informasi tidak benar. Peristiwa penodongan, tidak pernah terjadi di Stasiun Tegalluar.
Seperti diketahui, beredar pesan di media sosial seorang penumpang Whoosh yang diketahui Raka ditodong saat memesan taksi online di area luar Stasiun Tegalluar. Kondisi saat berada di stasiun sepi sehingga dirinya memesan taksi online pada malam hari di luar stasiun.
Raka yang sudah memesan taksi online berhasil mendapatkan pesanan. Namun tidak lama digagalkan sopirnya. Tidak lama berselang muncul mobil yang bertanya apakah Raka memesan taksi online. Raka langsung memasuki mobil tersebut. Setelah melaju jauh dari stasiun sopir taksi online berhenti di pinggir jalan memasang masker dan menodongkan pisau ke perut Raka. Korban diminta uang sebanyak Rp 20 juta.
Setelah peristiwa itu, ayahnya Raka mentransfer Rp 20 juta. Kondisi jalanan saat itu sepi dan akhirnya Raka bisa tiba di Jatinangor.
Dalam keterangannya, Eva Chairunisa Corporate Secretary PT KCIC mengatakan informasi yang menyebut penumpang Whoosh mengalami tindakan kriminal pada saat menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar tidak benar. Penumpang atas nama Raka Ihsan Arfiareza mengakui membuat laporan kejadian palsu ke Polsek Cileunyi sehingga menyebabkan penyebaran berita yang tidak benar.
"Saudara Raka mengakui tidak ada peristiwa penodongan yang terjadi setelah beliau menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar, yang bersangkutan juga menyampaikan bahwa saat itu terdapat petugas di Stasiun Tegalluar, kondisi stasiun masih cukup ramai dan masih ada transportasi lanjutan," katanya, Selasa (20/2/2024).
Pengakuan atas keterangan palsu tersebut, ia mengatakan terungkap setelah melalui investigasi yang dilakukan pihak kepolisian bersama KCIC berdasarkan bukti CCTV di Stasiun Tegalluar.
Berikut fakta yang terdapat setelah KCIC membuka CCTV untuk melakukan pengecekan layanan dan situasi stasiun pada tanggal dan jam yang sama dengan kejadian:
1. Kondisi stasiun masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia seperti Shuttle, Bus Damri dan Bluebird serta kendaraan online.
2. Petugas lengkap berada di area hall keberangkatan Stasiun Tegalluar dan masih terlihat kendaraan polisi yang sedang melakukan patroli di Stasiun Tegalluar.
3. Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut. Terpantau pada CCTV Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar dengan menggunakan taksi bluebird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB, serta sebagian besar penumpang lain yang menggunakan moda Damri, Bluebird atau Taksi Online dan kendaraan pribadi.
"Informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa berita palsu terkait penodongan yang disampaikan Raka kepada orang tua nya murni karena motif pribadi," katanya.
Eva mengatakan KCIC memastikan bahwa komitmen menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang di area stasiun akan selalu dilakukan. Sejak awal Kereta Cepat Whoosh beroperasi, KCIC telah berkolaborasi dengan TNI/Polri untuk pengamanan, serta memperkuat sistem pengamanan melalui pemasangan CCTV di seluruh stasiun, kereta dan berbagai titik di sepanjang jalur kereta cepat.
"Terdapat secara total 1.396 CCTV di sepanjang jalur kereta cepat dan stasiun sebagai bagian yang terintegrasi dalam sistem pengendalian operasi (OCC) untuk memastikan keamanan perjalanan Whoosh termasuk pemantauan pelayanan dan security penumpang selama berada di area stasiun," katanya.
Selain itu, patroli juga rutin dilakukan oleh petugas keamanan dari Stasiun Tegalluar hingga ke Stadion GBLA mulai 18.00-22.00. "KCIC mengimbau agar masyarakat tidak menyebarkan informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta tidak sesuai fakta di lapangan terkait hal- hal yang dapat menimbulkan keresahan pengguna transportasi publik lainnya," kata dia.
Ia menambahkan KCIC akan sangat terbuka menerima masukan dan melakukan evaluasi untuk kenyamanan masyarakat menggunakan transportasi publik khususnya pada kereta cepat Whoosh.