Selasa 01 Jul 2025 13:46 WIB

Viral Suami Emosi Penanganan Lambat di RSUD Cibabat, Ini Reaksi Wali Kota Cimahi

Ngatiyana meminta RSUD Cibabat untuk mengoptimalkan peran Dewan Pengawas.

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana.
Foto: Ferry Bangkit
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana.

REJABAR.CO.ID,  CIMAHI -- Wali Kota Cimahi Ngatiyana bakal mengevaluasi manajemen pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat. Hal itu menyusul viralnya jeritan suami yang menyebutkan adanya keterlambatan penanganan sehingga istrinya yang merupakan pasien BPJS meninggal dunia di rumah sakit plat merah itu.

"Akan kita lakukan evaluasi terhadap manajemen pelayanan trumah sakit, mudah-mudahan minggu depan. Tadi saya sudah ketemu dengan Direktur Rumah Sakit, minggu depan akan saya adakan evaluasi," ujar Ngatiyana, Selasa (1/7).

Baca Juga

Pasien itu diketahui bernama Ulfa Yulia Lestari, seorang warga Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ngatiyana sudah mengingtruksikan Dinas Kesehatan, RSUD Cibabat dan Inspektorat untuk melakukan pendalaman terhadap kejadian yang viral itu.

"Saya telah menginstruksikan Dinas Kesehatan, rumah sakit dan Inspektorat untuk melakukan klarifikasi dan pendalaman terhadap prosedur layanan medis yang telah diberikan, guna memastikan bahwa semua penanganan dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku," kata Ngatiyana.

Jika dalam proses pendalaman ditemukan adanya pelanggaran maka pihaknya akan memberikan tindakan tegas. "Bila ditemukan penanganan yang dilakukan tidak sesuai atau melanggar prosedur maka akan kami proses dan tindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku," katanya.

Namun dari hasil laporan awal, kata Ngatiyana, penanganan yang dilakukan tenaga kesehatan di rumah sakit plat merah itu sesuai mekanisme. Pihaknya, berkomitmen menjaga transparansi dan mutu layanan kesehatan.

"Kami menghormati hak keluarga untuk mendapatkan penjelasan yang lengkap, dan kami siap memfasilitasi komunikasi yang konstruktif antara pihak keluarga dan manajemen rumah sakit. Komitmen kami tetap sama yaitu pelayanan kesehatan yang optimal dapat diperoleh dan dirasakan oleh seluruh masyarakat tanpa membedakan status," papar Ngatiyana.

Selain itu, Ngatiyana juga meminta RSUD Cibabat untuk mengoptimalkan peran Dewan Pengawas. "Dewan Pengawas inilah yang kita aktifkan lagi agar melaksanakan kegiatan-kegiatan, termasuk evaluasi terhadap kinerja rumah sakit, termasuk manajemennya," katanya.

Sebelumnya, sebuah video yang menarasikan seorang suami yang bercerita tentang istrinya meninggal di RSUD Cibabat, Kota Cimahi, Jawa Barat viral di media sosial. Dalam video berdurasi 1 menit 30 detik yang beredar, nampak seorang pasien yang berbaring di atas ranjang tengah ditangani sejumlah tenaga medis. Terdengar suara isak tangis diduga suami pasien yang menyebutkan petugas medis di RSUD Cibabat diduga terlambat melakukan penanganan.

"Aing tikamari ngomong sus tolong (Saya dari kemarin bicara suster) sedot itu perutnya udah penuh. Ayeuna tingali pamajikan aing kumaha ieu (Sekadang lihat istri saya gimana ini). Abong keneh pamajikan aing make BPJS hare-hare, beda jeng umum (Mentang-mentang istri saya pakai BPJS, dibiadkan beda sama umum). Teu narima lamun pamajikan aing teu benang ditulungan (Gak terima kalau istri saya enggak bisa ditolong)," ujar suami dalam video yang beredar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement